Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
Majelis Umum PBB akan menggelar pemungutan suara tentang status empat wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia melalui referendum. Rusia meminta mekanismenya secara tertutup namun ditolak PBB dan Amerika Serikat.
Sebanyak 107 suara mendukung pemungutan suara dilakukan terbuka pada rancangan resolusi yang akan mengutuk yang disebut referendum ilegal Rusia dan upaya pencaplokan ilegal.
Para diplomat mengatakan, pemungutan suara pada resolusi kemungkinan akan dilakukan pada Rabu besok. Hanya 13 negara yang menentang pemungutan suara pulik, sementara 39 negara lainnya abstain dan tidak memilih.
Rusia berpendapat bahwa pemungutan suara rahasia diperlukan karena lobi Barat berarti bahwa mungkin akan sangat sulit jika posisi diungkapkan secara terbuka.
Moskow telah mencaplok empat wilayah yang diduduki sebagian di Ukraina yakni Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia. Ukraina dan sekutunya mengecam pemungutan suara itu sebagai tindakan ilegal dan memaksa.
Rancangan resolusi yang akan dipilih pada akhir pekan ini menyerukan negara-negara untuk tidak mengakui langkah Rusia dan menegaskan kembali kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken menekan komunitas internasional untuk menjelaskan bahwa tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin sama sekali tidak dapat diterima.
"Sekarang waktunya berbicara mendukung Ukraina. Ini bukan waktunya untuk abstain, kata-kata menenangkan atau dalih di bawah klaim netralitas. Prinsip inti Piagam PBB dipertaruhkan," kata Blinken.
Rusia memveto resolusi serupa di Dewan Keamanan beranggotakan 15 orang bulan lalu. Ia telah berusaha untuk menghilangkan isolasi internasionalnya setelah hampir tiga perempat Majelis Umum menegur Moskow dan menuntutnya menarik pasukannya dalam waktu seminggu setelah invasi 24 Februari ke Ukraina.
Langkah-langkah di PBB mencerminkan apa yang terjadi pada tahun 2014 setelah Rusia mencaplok Krimea Ukraina. Di Dewan Keamanan, Rusia memveto rancangan resolusi yang menentang referendum tentang status Krimea dan mendesak negara-negara untuk tidak mengakuinya.
Majelis Umum kemudian mengadopsi resolusi yang menyatakan referendum tidak sah dengan 100 suara mendukung, 11 menentang dan 58 abstain formal, sementara dua lusin negara tidak ambil bagian.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat terkejut atas serangan udara Rusia ke ibu kota Ukraina, Kiev. Ia mengatakan ini serangan udara Rusia yang paling meluas sejak dimulainya perang Ukraina.
"Ini merupakan eskalasi perang yang tidak dapat diterima, dan seperti biasa, warga sipil membayar harga tertinggi," ucap juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan. (AFP/OL-12)
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan peningkatan belanja pertahanan oleh NATO bukanlah ancaman bagi negaranya.
KOMISI Eropa memperpanjang sanksi terhadap Rusia sebagai respons atas aneksasi ilegal wilayah Krimea dan kota Sevastopol hingga 23 Juni 2026.
Ukraina dan Rusia menyelesaikan tahap akhir dari kesepakatan pertukaran jenazah prajurit yang gugur dalam perang.
Wacana soal pemotongan bantuan militer dapat melemahkan semangat warga Ukraina yang tengah berjuang di garis depan.
Wali Kota Kharkiv, Igor Terekhov, mengatakan dua orang tewas dan 28 lainnya terluka saat Rusia menyerang Kharkiv, Ukraina.
SEBUAH jet tempur F-16 milik Ukraina yang baru-baru ini dikirimkan oleh negara-negara Barat, dilaporkan telah berhasil menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-35.
Rusia memperingatkan Amerika Serikat agar tidak ikut campur secara militer dalam konflik antara Iran dan Israel.
PRESIDEN Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin bertemu di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, pada Kamis, 19 Juni 2025.
Prabowo disambut oleh perwakilan tinggi Pemerintah Rusia ketika tiba di lokasi upacara.
Kedatangan Prabowo disambut dengan upacara militer resmi, menandai dimulainya kunjungan kenegaraan ke Rusia atas undangan Presiden Vladimir Putin.
Dia juga menyebut bahwa bahkan ketika Rusia pernah menawarkan kerja sama dalam pengembangan sistem pertahanan udara, respons Iran cenderung minim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved