Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBANYAK 14 dari 15 kotak yang disita Biro Investigasi Federal (FBI) dari kediaman mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Itu berisi sejumlah dokumen rahasia yang tercampur dengan koran, majalah dan korespondensi pribadi.
Informasi tersebut diungkapkan FBI yang dirilis pada Jumat (26/8). Pengadilan melarang rumah mewah Trump di Mar-a-Lago dijadikan sebagai tempat penyimpanan dokumen rahasia negara.
Atas dasar itu, FBI telah menggeledah dan menyita berbagai barang dari kediaman Trump bulan ini, di tengah investigasi dugaan pelanggaran Undang-Undang Espionase oleh sang mantan presiden.
Keterangan FBI setebal 32 halaman terkait penggeledahan rumah Trump di Palm Beach, Florida, hanya bisa diungkap sebagian isinya ke publik. Itu demi melindungi deretan saksi mata dan aparat penegak hukum yang terlibat di dalam investigasi.
Penyitaan oleh FBI ini memperlihatkan kekhawatiran pemerintah bahwa Trump secara ilegal menyimpan sejumlah dokumen rahasia di rumahnya. Dokumen-dokumen itu tersimpan begitu saja di rumah Trump, bahkan berada di tumpukan koran dan majalah, walau Pemerintah AS sudah berusaha memintanya kembali selama berbulan-bulan.
Baca juga: Taiwan Sebut Ketiban Untung dari Tekanan Tiongkok
Beberapa dokumen yang disita dilabeli dengan informasi sensitif. Istilah tersebut merujuk pada rahasia super penting yang jika diungkapkan ke publik dapat menyebabkan bahaya besar bagi kepentingan AS.
Penyitaan di rumah Trump dilakukan di bawah investigasi dugaan pelanggaran UU Espionase AS, secara spesifik mengenai penyimpanan ilegal informasi keamanan nasional yang dapat membahayakan kepentingan AS. Investigasi juga berkutat seputar dugaan kejahatan menghancurkan atau menyembunyikan dokumen dalam upaya menghalang-halangi penyelidikan pemerintah.
Hukuman dan denda atas dugaan kejahatan semacam itu didasarkan pada berapa banyak dokumen rahasia yang disembunyikan atau dihancurkan.
Dalam sebuah keterangan di jaringan Truth Social, Trump menduga dokumen-dokumen yang disita dari Mar-a-Lago sengaja ditaruh agen FBI di rumahnya.(The Week/OL-4)
Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf, berbagi pengalaman dramatisnya selama 100 jam ditahan oleh pasukan Kurdi di Suriah pada April 2025.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Kontroversi aturan berpakaian di pesawat menjadi sorotan di Amerika setelah seorang penumpang menyewa pengacara karena dianggap tidak mematuhi kebijakan pakaian di Delta Air lines.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong UMKM kopi Indonesia menuju pasar dunia.
Direktur FBI Chris Wray mengutuk kerusuhan 6 Januari di Capitol AS dan menyebut peristiwa itu sebagai contoh terorisme domestik. Peristiwa terorisme domestik cenderung meningkat.
FBI mengingatkan adanya ancaman skala serangan ransomware yang besar terhadap perusahaan IT AS.
Perintah itu mengatakan bahwa sementara pelepasan informasi tanpa pandang bulu dapat membahayakan keamanan nasional dan kemampuan untuk mencegah serangan di masa depan.
POLISI di seluruh dunia menangkap 150 orang tersangka, termasuk beberapa target terkenal, yang terlibat dalam pembelian atau penjualan barang ilegal secara online.
Kejadian itu melibatkan sekitar 200 petugas penegak hukum lokal, negara bagian, dan federal yang berkumpul di sekitar Colleyville.
Sebanyak 57 anggota DPR mencatat bahwa Abu Akleh memegang kewarganegaraan AS dan menunjuk ada perselisihan tentang cara dia meninggal pada 11 Mei.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved