Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEBANYAK 14 dari 15 kotak yang disita Biro Investigasi Federal (FBI) dari kediaman mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Itu berisi sejumlah dokumen rahasia yang tercampur dengan koran, majalah dan korespondensi pribadi.
Informasi tersebut diungkapkan FBI yang dirilis pada Jumat (26/8). Pengadilan melarang rumah mewah Trump di Mar-a-Lago dijadikan sebagai tempat penyimpanan dokumen rahasia negara.
Atas dasar itu, FBI telah menggeledah dan menyita berbagai barang dari kediaman Trump bulan ini, di tengah investigasi dugaan pelanggaran Undang-Undang Espionase oleh sang mantan presiden.
Keterangan FBI setebal 32 halaman terkait penggeledahan rumah Trump di Palm Beach, Florida, hanya bisa diungkap sebagian isinya ke publik. Itu demi melindungi deretan saksi mata dan aparat penegak hukum yang terlibat di dalam investigasi.
Penyitaan oleh FBI ini memperlihatkan kekhawatiran pemerintah bahwa Trump secara ilegal menyimpan sejumlah dokumen rahasia di rumahnya. Dokumen-dokumen itu tersimpan begitu saja di rumah Trump, bahkan berada di tumpukan koran dan majalah, walau Pemerintah AS sudah berusaha memintanya kembali selama berbulan-bulan.
Baca juga: Taiwan Sebut Ketiban Untung dari Tekanan Tiongkok
Beberapa dokumen yang disita dilabeli dengan informasi sensitif. Istilah tersebut merujuk pada rahasia super penting yang jika diungkapkan ke publik dapat menyebabkan bahaya besar bagi kepentingan AS.
Penyitaan di rumah Trump dilakukan di bawah investigasi dugaan pelanggaran UU Espionase AS, secara spesifik mengenai penyimpanan ilegal informasi keamanan nasional yang dapat membahayakan kepentingan AS. Investigasi juga berkutat seputar dugaan kejahatan menghancurkan atau menyembunyikan dokumen dalam upaya menghalang-halangi penyelidikan pemerintah.
Hukuman dan denda atas dugaan kejahatan semacam itu didasarkan pada berapa banyak dokumen rahasia yang disembunyikan atau dihancurkan.
Dalam sebuah keterangan di jaringan Truth Social, Trump menduga dokumen-dokumen yang disita dari Mar-a-Lago sengaja ditaruh agen FBI di rumahnya.(The Week/OL-4)
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
PEMERINTAH Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyusun protokol keamanan dalam menjaga data pribadi warga negara Indonesia (WNI)
Hingga kini Amerika Serikat belum memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang setara dengan regulasi Indonesia.
PENGACARA Setya Novanto (Setnov), Maqdir Ismail membeberkan bukti baru yang meringankan hukuman menjadi 12,5 tahun penjara, dari sebelumnya 15 tahun yakni keterarangan FBI
Direktur FBI Kash Patel menegaskan perlindungan dalam negeri sebagai prioritas utama pasca serangan AS ke Iran.
Terkait potensi ancaman dalam negeri, Listyo belum bisa menyimpulkan. Menurutnya, hal itu bisa dipastikan setelah berkoordinasi dengan pemerintah Arab Saudi perihal surel ancaman bom itu.
Koordinasi juga membahas mengenai wilayah hukum untuk penanganan kasus tersebut.
Tersangka penembakan, Vance Boelter 57, saat ini masih dalam pelarian dan menjadi buruan utama aparat penegak hukum.
Keluarga di Georgia berpeluang melanjutkan gugatan terhadap FBI, setelah rumah mereka secara keliru digerebek delapan tahun lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved