Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

PBB Minta Ukraina dan Rusia tak Main Api di PLTN Zaporizhzhia

Cahya Mulyana
08/8/2022 16:32
PBB Minta Ukraina dan Rusia tak Main Api di PLTN Zaporizhzhia
PLTN Zaporizhzhia(AFP/Ed Jones)

SEKRETARIS Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan Ukraina maupun Rusia mencegah kebocoran radiasi nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Pasalnya, setiap serangan terhadap fasilitas itu akan menjadi bencana kemanusiaan.

"Setiap serangan ke pembangkit nuklir adalah bunuh diri. Saya berharap serangan itu akan berakhir, dan pada saat yang sama saya berharap IAEA akan dapat mengakses pembangkit tersebut," katanya.

Seruan itu disampaikan pada Senin (8/8), setelah penembakan baru dalam perang Rusia-Ukraina yang menghantam kompleks PLTN di Ukraina selatan itu. Kyiv dan Moskow saling lempar tuduhan.

PLTN Zaporizhzhia merupakan situs tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang telah berada di bawah kendali Rusia.

Pengawas nuklir PBB dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperingatkan risiko yang sangat nyata dari bencana nuklir. Guterres pada konferensi pers di Tokyo, mengutuk serangan semacam itu tanpa mengatakan kedua pihak bertanggung jawab.

Baca juga:  PBB Khawatirkan Potensi Perang Nuklir

Komentarnya disampaikan setelah kunjungan ke Hiroshima selama akhir pekan,. Guterres memberikan pidato untuk menandai peringatan 77 tahun serangan bom nuklir pertama di dunia.

Di kota Jepang pada Sabtu (6/8), ia memperingatkan "manusia bermain-main dengan senjata yang aktif. Itu saat krisis dengan potensi bencana nuklir berpotensi meletus selain di Ukraina, juga Timur Tengah dan semenanjung Korea".

Pria Portugis berusia 73 tahun itu juga menyampaikan peringatan keras terhadap konsekuensi dari senjata atom saat berada di New York, pada konferensi kunci Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir.

"Kami menyaksikan radikalisasi dalam situasi geopolitik yang membuat risiko perang nuklir kembali menjadi sesuatu yang tidak bisa kami lupakan sepenuhnya," ungkapnya.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya