Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Di Depan AS, Tiongkok Tegaskan Tak Segan Hancurkan Taiwan

Cahya Mulyana
11/6/2022 11:20
Di Depan AS, Tiongkok Tegaskan Tak Segan Hancurkan Taiwan
Menteri Pertahanan Tiongkok Wei Fenghe(dok.AFP)

PEMERINTAH Tiongkok menegaskan tidak memiliki keragu-raguan untuk memulai perang dan menghancurkan setiap upaya kemerdekaan Taiwan. Beijing juga mengancam akan menyerang semua negara yang berani menghalau niatnya menguasai Taiwan.

"Jika ada yang berani memisahkan Taiwan dari Tiongkok, tentara Tiongkok pasti tidak akan ragu untuk memulai perang tidak peduli biayanya,” kata Menteri Pertahanan Tiongkok Wei Fenghe dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin.

“PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) tidak punya pilihan selain melawan dan menghancurkan segala upaya kemerdekaan Taiwan, menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial," tambahnya.

Terlepas dari kata-kata yang agresif, Wei mengatakan pembicaraan dengan Austin berjalan lancar. Pertemuan itu berlangsung di sela-sela KTT keamanan Dialog Shangri-La di Singapura selama hampir satu jam, dua kali lipat dari waktu yang ditentukan sebelumnya.

Beijing akan menghancurkan hingga berkeping-keping setiap niat memerdekakan Taiwan dan dengan tegas menjunjung tinggi penyatuan Tiongkok. "Taiwan adalah Taiwan-nya China  Menggunakan Taiwan untuk menahan Tiongkok tidak akan pernah berhasil,” katanya.

Beijing mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai miliknya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu. Austin mengatakan kepada Wei bahwa Beijing harus “menahan diri dari tindakan destabilisasi lebih lanjut terhadap Taiwan”, kata Austin.

Seorang pejabat Amerika, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan sebagian besar pertemuan yang berfokus pada Taiwan dan Austin menegaskan kembali posisi Washington di Taiwan tidak berubah, sambil mengkritik agresi militer Tiongkok.

“AS memiliki kekhawatiran besar tentang peningkatan perilaku PLA, terutama perilaku tidak aman, agresif, tidak profesional dan khawatir bahwa PLA mungkin berusaha mengubah status quo melalui perilaku operasionalnya,” kata pejabat itu.

Sebuah pesawat tempur Tiongkok secara berbahaya mencegat sebuah pesawat pengintai militer Australia di wilayah Laut China Selatan pada Mei, dan militer Kanada menuduh pesawat tempur Tiongkok mengganggu pesawat patroli mereka saat mereka memantau penghindaran sanksi Korea Utara.

Pertemuan tatap muka pertama Austin dan Wei terjadi ketika Presiden AS Joe Biden berusaha menghabiskan lebih banyak waktu untuk masalah keamanan Asia setelah berbulan-bulan fokus pada invasi Rusia ke Ukraina.

Meskipun kedua belah pihak mengatakan mereka ingin mengelola hubungan mereka dengan lebih baik, Beijing dan Washington tetap berselisih mengenai beberapa situasi keamanan yang bergejolak, mulai dari kedaulatan Taiwan hingga aktivitas militer di Laut China Selatan dan invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Biden Salahkan Putin yang Memicu Inflasi Tertinggi di AS

AS adalah pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan, sumber gesekan terus-menerus antara Washington dan Beijing. Dalam paket senjata terbaru, AS pada Rabu mengumumkan penjualan suku cadang untuk kapal angkatan laut Taiwan dengan perkiraan biaya USD120 juta.

Selama pertemuan itu, Wei mengatakan kepada Austin bahwa penjualan itu “sangat merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok”, menurut saluran militer penyiar negara CCTV.

Tiongkok telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau itu dalam beberapa tahun terakhir, mengklaim tindakan itu sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya kolusi antara Taipei dan Washington.

Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan negaranya bertekad untuk membela diri dan yakin tekad ini akan "menggalang sesama demokrasi untuk tujuan kita." Ia pun berjanji untuk tidak tunduk pada tekanan.

Taiwan mengatakan hanya rakyatnya yang memiliki hak untuk memutuskan masa depan pulau itu. Pemerintahnya mengatakan meski menginginkan perdamaian dengan Tiongkok.

Taiwan akan membela diri jika perlu. Tsai mengatakan invasi Rusia ke Ukraina telah menunjukkan lagi rezim ini tidak akan berhenti dalam mengejar tujuan ekspansionis.

“Ketika kita melihat gambar-gambar dari belahan dunia yang jauh dari kekejaman yang dilakukan terhadap demokrasi lain di garis depan ekspansionisme otoriter, saya ingin menekankan bahwa, seperti Ukraina, Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan,” tambahnya, tanpa secara langsung menyebut Tiongkok. (Aljazeera/OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya