Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Sindir Putin, Macron : Ukraina tidak Boleh Permalukan Rusia

Cahya Mulyana
05/6/2022 12:00
Sindir Putin, Macron : Ukraina tidak Boleh Permalukan Rusia
Presiden Prancis Emmanuel Macron(AFP/Thomas Coex)

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengeluarkan sindiran pedas terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengatakan kepada Ukraina supaya tidak mempermalukan Putin dengan mengusir semua sedadu Moskow dari tanah airnya.

Macron mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat sebuah kesalahan historis dan fundamental terkait invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Kendati begitu, Prancis menekankan bahwa eskalasi lebih lanjut dari konflik Rusia-Ukraina harus dihindari.

Berbicara dalam wawancara dengan sejumlah surat kabar regional Prancis, Macron berkata, "kita tidak boleh mempermalukan Rusia, agar saat perang berakhir nanti, kita dapat mencari jalan keluar melalui saluran diplomatik," katanya pada Sabtu, (4/5).

"Peran Prancis dalam hal ini adalah menjadi sebuah kekuatan penengah," sambungnya.

Sejak awal invasi Rusia, Macron mengaku telah mendedikasikan waktu dan energi untuk memastikan perang tersebut tidak meningkat menjadi konflik yang lebih luas. Salah satu upaya yang terus dilakukan Macron adalah berbicara dengan Putin.

"Saya tidak ingat lagi sudah berapa kali saya berbicara dengan Vladimir Putin sejak Desember. Mungkin totalnya sudah 100 jam," sebut Macron. Ia mengatakan sejumlah pembicaraan itu terjadi atas dasar permintaan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dalam percakapan dengan Putin, yang menghabiskan 80 menit akhir bulan lalu, Macron berulang kali meminta gencatan senjata. Upaya ini berujung pada tuduhan bahwa Macron ingin Ukraina membuat semacam konsesi demi mengamankan sebuah perjanjian damai.

Namun Paris menegaskan bahwa perjanjian damai apa pun harus dinegosiasikan antara Putin dan Zelensky demi menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina. (The Guardian/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya