Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KOREA Utara (Korut) menembakkan tiga rudal balistik di lepas pantai timur pada Rabu (24/5), kata pihak militer Korea Selatan. Peristiwa itu hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meninggalkan Jepang usai membahas sejumlah isu termasuk menekan pengembangan senjata nuklir.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan tiga peluncuran rudal balistik ditembakkan dalam waktu kurang dari satu jam dari daerah Sunan. Korut telah melakukan serangkaian peluncuran rudal tahun ini, mulai dari senjata hipersonik hingga uji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.
Korut disinyalir sedang mempersiapkan uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017. Pejabat AS dan Korea Selatan baru-baru ini memperingatkan dunia bahwa Korea Utara tengah mengembangkan senjata lain.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Biden, yang meninggalkan Jepang pada Selasa malam, telah diberitahu tentang peluncuran tersebut dan akan terus memperbaharuinya. Jepang melaporkan setidaknya dua peluncuran, tetapi mengakui bahwa mungkin ada lebih banyak lagi.
Salah satu rudal terbang dengan jarak sekitar 750 km (465 mil) hingga ketinggian maksimum 50 km yang mampu mengubah lintasan kata menteri pertahanan Jepang. Rudal lain terbang sekitar 300 km dan mencapai ketinggian maksimum 550 km.
Seluruh rudal itu jatuh di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang. Komando Indo-Pasifik militer AS mengatakan telah mengetahui beberapa peluncuran.
Saat mengunjungi Seoul, Korea Selatan, Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyetujui latihan militer yang lebih besar dan mengerahkan lebih banyak peralatan strategis untuk mencegah uji coba senjata intensif Korut.
Tetapi keduanya juga menawarkan untuk mengirim vaksin covid-19 ke Korut yang tengah berjibaku menangani pandemi virus tersebut. Belum ada tanggapan dari Pyongyang atas tawaran diplomatik atau tawaran bantuan, kata Biden saat itu.
Di tempat lain, kunjungan ke Asia Timur itu memantik Tiongkok dan Rusia menggelar patroli bersama di dekat zona pertahanan udara Jepang dan Korea Selatan. (France24/OL-13)
Baca Juga: 11 Orang Tewas dalam Aksi Penyerangan di Hotel dan Bar di Meksiko
PEMERINTAH Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk menunda pengiriman senjata ke Ukraina.
Pendanaan penjualan senjata baru ke Ukraina telah ditangguhkan dalam beberapa minggu belakangan di tengah pembekuan bantuan luar negeri.
Selain dua orang preman, anggota mengamankan sejumlah senjata berupa tombak, double stick, golok, dan airsoft gun serta 3 unit sepeda motor.
KOREA Utara mengatakan bahwa penjualan senjata terbaru yang diusulkan AS tidak akan menyelamatkan Korea Selatan dari kekurangan strategis.
AS telah mengucurkan Rp356,8 triliun untuk mendukung operasi militer Israel, termasuk di Gaza, Lebanon, dan Suriah. Kucuran bantuan itu diberikan sejak 7 Oktober 2023.
Pelapor PBB menambahkan bahwa ini adalah kewajiban yang timbul dari Konvensi Jenewa 1949 untuk memastikan bahwa negara lain menghormati hukum humaniter internasional.
Pada 6 Januari, Korea Utara sukses melakukan uji tembak rudal balistik hipersonik jarak menengah tipe baru. Kim Jong Un mengawasi uji tembak tersebut melalui sistem pemantauan.
Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak menengah menuju laut timurnya, saat Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengunjungi Seoul.
Moskow menembakkan rudal baru Oreshnik atau Pohon Hazel ke fasilitas militer Ukraina sebagai tanggapan atas serangan Kyiv terhadap Rusia dengan rudal buatan AS dan Inggris.
Korea Utara menyatakan keberhasilan dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbarunya, Hwasong-19, yang dilakukan di bawah pengawasan Kim Jong-un.
AS mengerahkan sistem pertahanan rudal balistik paling canggih, THAAD, ke wilayah Palestina yang diduduki. Rudal balistik udara Kheibar Shekan-1 dan Kheibar Shekan-2 Iran lebih canggih?
Iran memiliki sejumlah besar rudal balistik dan jelajah dengan jangkauan berbeda. Jumlahnya lebih dari 3.000 rudal balistik. Ini dilaporkan oleh Jenderal Angkatan Udara AS Kenneth McKenzie.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved