Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Lebih dari 100.000 Orang Secara Resmi Hilang di Meksiko

Nur Aivanni
18/5/2022 09:30
Lebih dari 100.000 Orang Secara Resmi Hilang di Meksiko
Kaum ibu berunjuk rasa dengan membawa poster bergambar anak-anak mereka yang hilang di Guadalajara, Jalisco, Meksiko, Selasa (10/5).(Ulises Ruiz / AFP)

LEBIH dari 100.000 orang sekarang terdaftar sebagai orang hilang di Meksiko. Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) pun menyerukan tindakan segera untuk mengatasi penghilangan paksa yang meroket selama bertahun-tahun kekerasan terkait narkoba.

Daftar Nasional Orang Hilang, yang telah melacak orang hilang sejak 1964, mengatakan bahwa hingga Senin keberadaan 100.012 orang tidak diketahui. Sekitar 75% adalah laki-laki.

Gerakan untuk Orang Hilang memperingatkan bahwa angka itu tentu saja jauh di bawah jumlah kasus yang sebenarnya. Mereka pun menyerukan pemerintah untuk menangani krisis secara komprehensif dan segera.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mengatakan penghilangan itu mewakili tragedi kemanusiaan dengan proporsi yang sangat besar.

Komite PBB untuk Penghilangan Paksa dan Kelompok Kerja untuk Penghilangan Paksa atau Tidak Disengaja menggambarkan situasinya sebagai hal yang memilukan.

Baca juga: Sempat Hilang, Junalis Meksiko Ditemukan Tewas Terbungkus Seprai

Komite PBB, yang terdiri dari para ahli independen, memperingatkan pada April 2022 bahwa Meksiko sedang menghadapi tren yang mengkhawatirkan dari peningkatan penghilangan paksa.

"Kelompok kejahatan terorganisir terutama bertanggung jawab atas penghilangan ini, dengan berbagai tingkat partisipasi, persetujuan atau kelalaian oleh pegawai negeri," katanya.

Laporan komite itu ditolak oleh Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, yang mengatakan pemerintahnya tidak akan mentolerir impunitas atau korupsi.

Frustrasi atas lambatnya kemajuan dalam penyelidikan resmi telah menyebabkan keluarga orang hilang, terutama para ibu, membentuk kelompok-kelompok yang mencari kuburan klandestin.

Krisis itu dipicu oleh sikap apatis negara, kata Cecilia Flores, pemimpin salah satu kelompok semacam itu di negara bagian Sonora di barat laut yang mencari putranya Alejandro dan Marco Antonio.

"Jika pihak berwenang melakukan pekerjaan mereka, tidak banyak yang akan hilang," katanya kepada AFP. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik