Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Taliban Janjikan Kabar Baik Soal Pendidikan Anak Perempuan

Nur Aivanni
17/5/2022 13:32
Taliban Janjikan Kabar Baik Soal Pendidikan Anak Perempuan
Ilustrasi pelajar perempuan(AFP/AHMAD SAHEL ARMAN)

MENTERI Dalam Negeri Afghanistan menjanjikan kabar baik tentang kembalinya anak perempuan ke sekolah menengah.

Pada akhir Maret, Taliban, yang mengambil alih kekuasaan setelah pasukan AS menarik diri dari negara itu Agustus lalu, menutup sekolah menengah dan perguruan tinggi untuk anak perempuan hanya beberapa jam setelah dibuka kembali.

Pembalikan yang tak terduga, yang diperintahkan oleh Hibatullah Akhundzada, pemimpin tertinggi Taliban dan negara itu, membuat marah banyak warga Afghanistan dan masyarakat internasional.

"Saya ingin memberikan beberapa klarifikasi. Tidak ada orang yang menentang pendidikan untuk perempuan," kata Menteri Dalam Negeri Sirajuddin Haqqani, salah satu pemimpin Taliban yang paling tertutup dan baru menunjukkan wajahnya di depan umum untuk pertama kalinya pada Maret.

Dia berpendapat anak perempuan sudah bisa pergi ke sekolah dasar.

"Di atas kelas itu, pekerjaan berlanjut pada mekanisme untuk mengizinkan anak perempuan bersekolah di sekolah menengah," tuturnya dalam wawancara televisi pertamanya.

"Anda segera akan mendengar kabar baik tentang masalah ini," imbuhnya.

Baca juga: AS Tekan Taliban Jika Lakukan Pembatasan terhadap Hak Perempuan

Haqqani mengisyaratkan mekanisme itu terkait dengan aturan berpakaian sekolah. Pendidikan, jelasnya, harus didasarkan pada budaya Afghanistan, aturan dan prinsip Islam serta lebih luas mengacu pada masalah perempuan yang mengenakan jilbab.

Setelah mereka kembali berkuasa, Taliban menuntut agar perempuan mengenakan setidaknya jilbab. Tetapi sejak awal Mei, mereka malah memaksa perempuan untuk mengenakan cadar di depan umum dan sebaiknya burqa, yang telah diwajibkan ketika mereka pertama kali memerintah negara itu antara tahun 1996 dan 2001. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya