Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sekjen PBB Sebut Sudah Waktunya Meredakan Krisis Ukraina

 Atikah Ishmah Winahyu
15/2/2022 10:09
Sekjen PBB Sebut Sudah Waktunya Meredakan Krisis Ukraina
Sekjen PBB Antonio Guterres saat berbicara pada konferensi pers.( ANWAR AMRO / AFP)

SEKRETARIS Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa sudah waktunya untuk meredakan ketegangan antara Rusia dan Barat terkait krisis Ukraina. Dia mengaku sangat khawatir dengan ancaman konflik.

"Sekarang waktunya untuk meredakan ketegangan dan mengurangi tindakan di lapangan," kata Guterres, yang sebelumnya berbicara dengan menteri luar negeri Rusia dan Ukraina dan menyatakan keprihatinan seriusnya atas situasi tersebut pada Senin (14/2).

Menyerukan diakhirinya retorika yang membara, Sekjen PBB mengatakan kepada wartawan bahwa dia sangat khawatir dengan meningkatnya ketegangan dan meningkatnya spekulasi tentang potensi konflik militer di Eropa.

"Kami sama sekali tidak dapat menerima bahkan kemungkinan konfrontasi yang membawa bencana seperti itu," tuturnya, bersikeras bahwa tidak ada alternatif selain diplomasi.

Baca juga: AS Relokasi Kedutaan di Ukraina dari Kyiv ke Lviv

Guterres meminta semua pihak untuk menghormati Piagam PBB dan menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara mana pun.

"Meninggalkan diplomasi untuk konfrontasi bukanlah langkah yang melampaui batas, itu adalah penyelaman di atas tebing," ujarnya.

Selama pembicaraan teleponnya, Guterres mengulangi pesannya kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Ukraina Dymtro Kuleba, bahwa diplomasi adalah satu-satunya jalan ke depan, menurut juru bicara Stephane Dujarric.

"Sekjen menyatakan kepada kedua menteri luar negeri keprihatinannya yang serius atas meningkatnya ketegangan di sekitar Ukraina," kata Dujarric kepada wartawan.

"Dia menyambut baik diskusi diplomatik yang sedang berlangsung untuk meredakan ketegangan itu dan sekali lagi menggarisbawahi fakta bahwa tidak ada alternatif selain diplomasi,” tambahnya.

Dujarric mengatakan Guterres tetap yakin bahwa Rusia tidak akan menyerang Ukraina, sebuah posisi yang dia ungkapkan dalam konferensi pers bulan lalu.

"Saya tidak percaya pendapatnya telah berubah dengan cara apa pun," kata juru bicara itu selama pengarahan hariannya di markas besar PBB di New York.

PBB memiliki sekitar 1.660 staf di Ukraina termasuk 1.440 orang Ukraina dan 220 orang asing. "Tidak ada rencana untuk evakuasi atau relokasi staf PBB dari Ukraina,” ungkap Dujarric.

Dewan Keamanan PBB pada Kamis (17/2) akan mengadakan pertemuan tahunan tentang Ukraina dan perjanjian Minsk, yang berusaha untuk mengakhiri perang di wilayah Donbas timur Ukraina. (Aiw/France24/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya