Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Paus Fransikus Sebut membuang Plastik ke Saluran Air Sebagai Aksi Kriminal

Basuki Eka Purnama
07/2/2022 09:26
Paus Fransikus Sebut membuang Plastik ke Saluran Air Sebagai Aksi Kriminal
Nelayan beraktivitas di dekat tumpukan sampah plastik yang mencemari muara sungai di Palu, Sulawesi Tengah.(ANTARA/Basri Marzuki)

MEMBUANG plastik di saluran air adalah tindak kriminal dan harus diakhiri jika umat manusia ingin menyelamatkan planet ini untuk generasi mendatang. Hal itu dikatakan Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara televisi, Minggu (6/2).

"Membuang plastik ke laut adalah tindak kriminal. Itu membunuh keanekaragaman hayati, membunuh bumi, membunuh segalanya," kata Paus.

Dalam wawancara selama satu jam dengan Channel 3 milik Stasiun Televisi RAI, Paus Fransiskus juga kembali menyampaikan beberapa hal yang menjadi tema utama kepausannya, yakni mengutuk pengeluaran berlebihan untuk persenjataan, membela hak-hak migran, dan mengecam kekakuan ideologis oleh kaum konservatif di gereja.

Baca juga: Sampah Styrofoam di Bali Meningkat Selama Pandemi

Paus Fransiskus telah menjadikan isu pelestarian lingkungan sebagai landasan kepausannya. Ia menceritakan bagaimana para nelayan Italia datang kepadanya dalam satu tahun dan mengatakan kepadanya bahwa mereka telah menemukan berton-ton sampah plastik di Laut Adriatik.

Kali berikutnya, dia bertemu dengan para nelayan itu, mereka mengatakan mereka telah menemukan dua kali lebih banyak sampah plastik dan mengambilnya sendiri untuk membantu membersihkan laut.

"Menjaga alam ciptaan Tuhan adalah (proses) pendidikan di mana kita harus terlibat," kata Paus Fransiskus.

Ia mengutip sebuah lagu yang dinyanyikan penyanyi Brasil Roberto Carlos di mana seorang anak bertanya kepada ayahnya mengapa 'Sungai tidak lagi bernyanyi' dan sang ayah menjawab bahwa 'Kita membunuh laut'.

Menanggapi pertanyaan tentang perang, Paus Fransiskus berkata, "Pikirkan tentang hal ini. Jika kita berhenti membuat senjata selama satu tahun, kita dapat memberi makan dan mendidik seluruh dunia. Kita telah terbiasa dengan perang. Ini hal sulit tetapi itulah kenyataannya."

Paus tidak merinci sumber statistik yang dia kutip tetapi sejak dulu dia telah menyerukan larangan total senjata nuklir, dengan mengatakan bahkan kepemilikan senjata nuklir untuk langkah pencegahan saja adalah perilaku yang tidak bermoral.

Dia juga telah menyerukan agar pengeluaran untuk persenjataan dialihkan untuk membantu orang-orang yang paling membutuhkan dan untuk penelitian guna mencegah pandemi di masa depan.

Pada kesempatan itu, Fransiskus pun kembali meminta Uni Eropa untuk berbagi mengurus para migran dari Afrika Utara, yang mencapai Italia dan Spanyol, ke semua negara Uni Eropa agar tidak menimbulkan ketegangan sosial yang berlebihan di beberapa negara.

Wawancara dengan pembawa acara program populer Che Tempo Che Fa (Seperti Apa Cuacanya?) dilakukan melalui tautan satelit dari studio RAI di Milan dengan Paus Fransiskus di tempat tinggalnya di kediaman Santa Marta di Vatikan.

Fransiskus menolak tinggal di apartemen kepausan yang luas namun terisolasi di Istana Apostolik Vatikan yang digunakan oleh para pendahulunya. 

Dia memilih tinggal di tempat lebih sederhana di Santa Marta, tempat dia biasanya makan di area umum dan naik lift sendiri.

Paus mengatakan dia telah memilih tinggal di Santa Marta karena dia 'bukan orang suci' seperti para pendahulunya dan perlu berada di sekitar orang-orang sebanyak mungkin.

Dia juga berkata bahwa dia hanya punya 'sedikit teman tetapi teman sejati'. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya