Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ARAB Saudi menerima persetujuan dari Israel untuk menggunakan spyware Pegasus milik NSO Group. Ini menyusul kesepakatan senilai US$55 juta yang ditandatangani pada 2017 antara perdana menteri Israel saat itu Benjamin Netanyahu dan putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS). New York Times Magazine melaporkan itu pada Jumat (28/1) menurut The Jerusalem Post.
Namun kesepakatan, yang ditandatangani sebelum penandatanganan Kesepakatan Abraham dengan negara-negara Teluk lain, itu berakhir. Kementerian Pertahanan Israel dilaporkan memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak itu karena ada laporan pelanggaran hak-hak sipil oleh negara Saudi.
Mereka merujuk pada kasus Jamal Khashoggi. Jurnalis itu dilacak dengan spyware tersebut menjelang pembunuhannya pada 2018.
Baca juga: Berakhirnya Penjajahan Israel dan Palestina Merdeka tidak Tergantung Bennett
NSO pun tidak dapat menyediakan pemeliharaan perangkat lunak tanpa lisensi sehingga sistem otomatis macet. Panggilan ke eksekutif NSO, Mossad, dan Kementerian Pertahanan Israel juga gagal menyelesaikan masalah tersebut, menurut laporan itu.
Hal tersebut mendorong putra mahkota melakukan panggilan telepon mendesak ke Netanyahu agar memperbarui lisensi yang telah habis masa berlaku spyware Pegasus milik NSO Group. Netanyahu tidak mendapat kabar tentang krisis tersebut sebelumnya.
Namun setelah percakapan dengan Pangeran Mohammad, kantornya memerintahkan Kementerian Pertahanan untuk menyelesaikan masalah tersebut, klaim The New York Times (NYT) sebagaimana dilansir i24 News.
Harapan Netanyahu yaitu mendapatkan komitmen dan rasa terima kasih putra mahkota sebelum penandatanganan Kesepakatan Abraham, menurut laporan NYT. MBS mengizinkan pesawat Israel untuk terbang di atas wilayah udara Saudi dan tidak mengutuk Kesepakatan Abraham sebagai bagian dari kesepakatan yang dibuat dengan Netanyahu.
NSO sebelumnya membentuk komite etika yang mendesak perusahaan tersebut menutup sistem Pegasus di Saudi atas laporan keterlibatan NSO dalam pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018.
Baca juga: Aktivis Palestina yang Dibebaskan Sebut Mesir sebagai Penjara Besar
Kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang menyangkal klaim tersebut. "Klaim itu hanyalah rekayasa," ujar pernyataan yang dirilis oleh kantor Netanyahu. "Semua penjualan sistem (Pegasus milik NSO) atau produk serupa dari perusahaan Israel ke negara asing dilakukan dengan persetujuan dan pengawasan Kementerian Pertahanan sebagaimana diwajibkan oleh hukum Israel." (OL-14)
Dus, tekanan maksimum Trump tak akan efektif. Tidak masuk akal melindungi rezim Zionis yang rasialis sambil mengorbankan kepentingan negara-negara di kawasan.
Tujuan utama serangan Israel terhadap Iran ialah meruntuhkan rezim mullah sebagaimana yang dikatakan Netanyahu pascaserangan Israel.
Musibah pada malam hari itu melanda setelah para peziarah memadati Meron di situs makam terkenal Rabbi Shimon Bar Yochai, seorang bijak Talmud abad kedua.
Para saksi mata menyalahkan polisi. Mereka mengatakan kericuhan terjadi setelah petugas menutup jalan sempit karena semakin banyak orang tiba.
Netanyahu, yang diadili atas tuduhan korupsi yang bantahnya, memiliki waktu 28 hari untuk mengamankan koalisi setelah pemungutan suara pada 23 Maret 2021 lalu,
Netanyahu menolak seruan AS untuk melakukan gencatan senjata. Dia bertekad untuk melanjutkan operasi tersebut sampai tujuannya tercapai.
Kerajaan, yang menampung tempat paling suci Islam dan merupakan pengekspor minyak terbesar di dunia, pada awalnya menolak tekanan untuk reformasi.
Kristin Diwan dari Arab Gulf States Institute di Washington menyatakan bahwa reformasi harus fokus pada sistem pendidikan yang telah lama dikaitkan dengan wahabisme.
Pemimpin Saudi mengatakan kepada Sullivan bahwa membangun hubungan diplomatik penuh dengan Israel akan memakan waktu dan sejumlah langkah perlu diambil terlebih dahulu.
Seorang teman di dinas intelijen Timur Tengah, katanya, memperingatkan bahwa dia bisa menghadapi nasib yang mirip dengan pembangkang dan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
Ayah putra mahkota, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, naik takhta pada 2015 setelah saudara tirinya, Raja Abdullah, meninggal karena sebab alami.
Putri Basma ditangkap tak lama sebelum rencana perjalanan ke Swiss untuk perawatan medis, menurut sumber yang dekat dengan keluarga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved