Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

AS Lihat Ada Kemajuan dalam Pembicaraan Nuklir Iran

Mediaindonesia.com
29/12/2021 09:38
AS Lihat Ada Kemajuan dalam Pembicaraan Nuklir Iran
Enrique Mora.(AFP/Alex Halada.)

AMERIKA Serikat mengatakan Selasa (28/12) bahwa pihaknya telah melihat kemungkinan kemajuan dalam pembicaraan dengan Iran. Meskipun demikan, AS bergabung dengan negosiator Eropa dalam mendesak urgensi menghentikan program nuklir Teheran.

Negosiasi dilanjutkan Senin di Wina dalam dorongan baru untuk membuat kemajuan menghidupkan kembali perjanjian penting 2015 yang membatasi kegiatan nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi. "Mungkin ada beberapa kemajuan kecil," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan di Washington.

"Tetapi dalam beberapa hal terlalu dini untuk mengatakan betapa substantif kemajuan itu. Setidaknya kemajuan apa pun, kami yakini, jauh dari langkah percepatan nuklir Iran dan terlalu lambat."

Baca juga: Saudi Tuduh Iran dan Hizbullah Bantu Serangan Pemberontak Yaman

Mantan Presiden Donald Trump pada 2018 menarik diri dari perjanjian nuklir dan memberlakukan sejumlah sanksi, termasuk larangan sepihak AS terhadap Iran yang menjual ekspor minyak utamanya. Presiden Joe Biden mendukung kembalinya perjanjian itu, tetapi Iran terus mengambil langkah-langkah untuk menjauh dari kepatuhan karena mendesak keringanan sanksi.

Pada Sabtu, direktur Organisasi Energi Atom Iran Mohammad Eslami mengatakan Teheran tidak memiliki rencana untuk memperkaya uranium melebihi 60%, bahkan jika pembicaraan Wina gagal. Eslami mengatakan tingkat pengayaan terkait dengan kebutuhan negara, dalam sambutannya yang diterbitkan oleh kantor berita Rusia RIA Novosti.

Sebagai tanggapan, negosiator E3 mengatakan Selasa bahwa pengayaan 60% masih belum pernah terjadi sebelumnya untuk negara tanpa senjata nuklir. Tingkat kelas militer sekitar 90%. "Peningkatan stok 60% membawa Iran secara signifikan lebih dekat untuk memiliki bahan fisil, yang dapat digunakan untuk senjata nuklir," kata mereka.

Baca juga: Serangan Diduga dari Israel Bakar Pelabuhan Latakia Suriah

Amerika Serikat tidak merinci bidang kemajuan itu. Akan tetapi Rusia--yang berpartisipasi bersama dengan Tiongkok dan Eropa--mengatakan sebuah kelompok kerja mengadakan pertemuan yang berguna tentang masalah nuklir dan diskusi informal tentang pencabutan sanksi. "Kami mengamati kemajuan yang tak terbantahkan," duta besar Moskow untuk PBB di Wina, Mikhail Ulyanov, menulis di Twitter.

Negosiator AS Rob Malley berpartisipasi secara tidak langsung. Karenanya, diplomat Eropa bolak-balik antarhotel, karena Iran menolak kontak langsung dengan Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dikutip oleh kantor berita negara IRNA pada Selasa mengatakan negosiasi itu di jalur yang baik. "Dengan itikad baik dan keseriusan dari pihak lain, kami dapat mempertimbangkan (mencapai) kesepakatan cepat dalam waktu dekat," katanya.

Baca juga: Presiden Iran Ucapkan Selamat atas Kelahiran Nabi Yesus Kristus

Diplomat Uni Eropa Enrique Mora, yang memimpin pembicaraan, mengatakan pada Senin bahwa semua pihak menunjukkan kemauan yang jelas untuk bekerja menuju akhir yang sukses tetapi negosiasi sangat sulit terbentang di depan. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya