Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Korban Tewas akibat Banjir Malaysia Bertambah Jadi 14 Orang

Atikah Ishmah Winahyu
21/12/2021 18:12
Korban Tewas akibat Banjir Malaysia Bertambah Jadi 14 Orang
Seorang pria duduk di kap mobil saat ia menunggu untuk dievakuasi oleh tim penyelamat di Shah Alam, Selangor, pada 20 Desember 2021.(AFP/Arif Kartono.)

KORBAN tewas akibat banjir di Malaysia meningkat menjadi 14 orang dan lebih dari 70.000 orang mengungsi pada Selasa (21/12). Militer Malaysia menggunakan perahu untuk mendistribusikan makanan kepada warga yang terjebak di rumah mereka setelah banjir besar.

Hujan deras selama berhari-hari memicu banjir terburuk dalam beberapa tahun di seluruh negeri pada akhir pekan. Air membanjiri kota-kota dan desa-desa serta memutus jalan-jalan utama.

Selangor, negara bagian terkaya dan terpadat di negara itu yang mengelilingi ibu kota Kuala Lumpur, menjadi salah satu daerah yang paling parah dilanda bencana. Di kota Shah Alam, beberapa daerah masih terendam air pada Selasa dan personel militer di kapal membagikan makanan kepada orang-orang yang terjebak di rumah mereka dan tempat penampungan pemerintah.

Kartik Subramany melarikan diri dari rumahnya saat banjir naik. Ia berlindung di sekolah selama 48 jam sebelum dievakuasi bersama keluarganya ke tempat penampungan. "Rumah saya rusak total. Dua mobil saya hancur," kata pria berusia 29 tahun itu.

"Ini banjir terburuk sepanjang hidup saya. Pemerintah federal telah mengecewakan rakyat secara menyedihkan, gagal dalam fungsi utamanya melindungi dan melindungi kehidupan," imbuhnya. Dia termasuk di antara semakin banyak warga yang mengkritik tanggapan resmi pemerintah yang lambat dan tidak memadai.

Ribuan personel layanan darurat dan militer telah dikerahkan. Akan tetapi para kritikus mengatakan itu tidak cukup. Para sukarelawan telah turun tangan untuk menyediakan makanan dan perahu untuk upaya penyelamatan. Ada juga laporan tentang supermarket yang dijarah di satu lingkungan Shah Alam yang terkena dampak parah.

Tanggapan resmi

Anggota parlemen oposisi Fuziah Salleh menggambarkan tanggapan resmi yang putus asa dan tidak kompeten. "Tidak ada peringatan dini tentang hujan deras yang diberikan," tuturnya. "Sangat menyedihkan bahwa nyawa telah hilang."

Pada Selasa, jumlah korban tewas akibat banjir naik menjadi 14 terdiri dari 8 di Selangor dan 6 di negara bagian Pahang, kantor berita resmi Bernama melaporkan. Namun dengan laporan masih ada orang hilang, jumlah korban diperkirakan meningkat.

Lebih dari 71.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena banjir, termasuk 41.000 di Pahang dan 26.000 di Selangor, menurut data resmi. Pengungsi ditampung di pusat-pusat bantuan pemerintah tetapi para pejabat memperingatkan untuk memperkirakan peningkatan kasus virus korona terkait dengan tempat penampungan yang penuh sesak.

Hujan telah berhenti dan di banyak daerah banjir telah surut. Ini membuat penduduk harus menghitung biayanya. "Saya sudah berbisnis lebih dari 24 tahun. Ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Mohammad Awal yang toko kosmetiknya di luar Kuala Lumpur kebanjiran.

Negara Asia Tenggara itu dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan. Akan tetapi yang terjadi pada akhir pekan tergolong yang terburuk sejak 2014 ketika lebih dari 100.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Baca juga: Malaysia Konfirmasi 11 Kasus Omicron

Pemanasan global telah dikaitkan dengan banjir yang semakin parah. Karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air. Perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem. (France24/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik