Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Israel Bebaskan Seorang Ulama Islam yang Dipenjara karena Penghasutan

Mediaindonesia.com
13/12/2021 23:13
Israel Bebaskan Seorang Ulama Islam yang Dipenjara karena Penghasutan
Syeikh Raed Salah (peci), pemimpin cabang utara radikal Gerakan Islam di Israel, merayakan dengan para pendukungnya setelah pembebasannya.(AFP/Ahmad Gharabli. )

OTORITAS Israel pada Senin (13/12) membebaskan seorang ulama Islam yang dinilai sebagai penghasut, Raed Salah, saingan pemimpin partai Arab pertama yang mendukung pemerintah Israel. Ia dipenjara karena hasutan untuk terorisme.

Salah disambut dengan kembang api dan kerumunan sekitar 1.000 pendukung yang meneriakkan, "Raed, syekh Al-Aqsa," ketika ia tiba di kota asalnya Umm el-Fahm, di Israel utara. Tahun lalu, pengadilan Israel menghukumnya atas hasutan untuk teror karena memuji, bersimpati, atau mendorong terorisme dalam pernyataan yang dibuat setelah penyerang dari kota asalnya membunuh dua polisi di kompleks Masjid Al-Aqsa Jerusalem tiga tahun sebelumnya.

Salah, yang bebas setelah menjalani hukuman 16 bulan, mengepalai kelompok yang dikenal sebagai cabang utara Islamic Movement (Pergerakan Islam) di Israel. Sayap politik cabang selatan gerakan itu, disebut Raam, dipimpin oleh Mansour Abbas yang pada Juni setuju mendukung pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Israel sayap kanan Naftali Bennett. Dukungan ini memungkinkan Bennett membentuk pemerintahan.

Pergerakan Islam di Israel pecah pada 1996. Kelompok Salah dilarang pada 2015 karena hasutan yang terkait dengan situs suci Jerusalem.

Para pendukungnya mengatakan khotbahnya berada dalam batas kebebasan berbicara dan penangkapannya dinilai sebagai intimidasi politik yang dimaksudkan membungkam perbedaan pendapat. Salah menjalani hukuman sembilan bulan atas tuduhan serupa pada 2017.

Gerakan Salah menyerukan pemboikotan pemilu Israel oleh warga Palestina Israel dengan alasan bahwa mereka memberikan legitimasi kepada lembaga-lembaga negara Yahudi. 

Sebelum pemilihan Israel pada Maret, Abbas mengatakan partainya bersedia bekerja dengan pemerintah Israel yang akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kehidupan warga Arab karena telah lama mengeluhkan perlakuan tidak setara dibandingkan dengan warga Yahudi Israel.

Baca juga: Pasukan Israel Tangkap Warga di Kota Palestina, Satu Tewas

Abbas kemudian muncul sebagai pemimpin yang pembuat kejutan dengan bergabung dalam kesepakatan bersejarah yang mencakup janji multimiliar dolar AS untuk mengatasi beberapa masalah yang dialami oleh warga Palestina Israel. Kelompok warga ini mencapai lebih dari 20% populasi negara itu. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya