Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KEPALA perunding Iran, pada Minggu (12/12), melaporkan kemajuan dalam agenda pembicaraan dengan kekuatan global mengenai program nuklirnya, ketika Inggris mengatakan negosiasi Wina adalah kesempatan terakhir bagi Teheran.
Pembicaraan dimulai kembali pada Kamis untuk mencoba menghidupkan kembali kesepakatan 2015 antara Iran dan negara-negara lain, di mana Amerika Serikat (AS) saat dipimpin Donald Trump menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 2018.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dirinya siap untuk kembali ke kesepakatan itu, tetapi para pejabat AS menuduh Iran mundur dari kemajuan yang dibuat pada pembicaraan awal tahun ini dan bermain-main dengan waktu.
Para pejabat Iran menyatakan bahwa mereka serius untuk berkomitmen pada pembicaraan tersebut.
"Kedua pihak berada pada titik menyepakati hal-hal yang harus menjadi agenda," kata kepala perunding Teheran Ali Bagheri Kani kepada kantor berita resmi IRNA.
"Ini adalah perkembangan yang positif dan penting karena, pada awalnya, mereka bahkan tidak sepakat tentang masalah yang harus dinegosiasikan," ucapnya.
Pernyataannya itu disampaikan ketika G7 mengatakan pada Minggu bahwa waktu hampir habis bagi Iran untuk menyetujui kesepakatan.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan pembicaraan Wina adalah kesempatan terakhir bagi republik Islam itu untuk datang ke meja perundingan dengan resolusi yang serius.
Perjanjian 2015 bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan bom atom, tujuan yang selalu dibantah Teheran. Kesepakatan itu memastikan keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan ketat pada program nuklir Iran, yang ditempatkan di bawah pengawasan PBB yang ekstensif.
Menurut Bagheri, pemerintahan baru yang berkuasa di Iran sejak Juni, yang dipimpin oleh Presiden Ebrahim Raisi, telah mengangkat poin-poin tambahan yang dirundingkan oleh para pendahulunya.
Iran menginginkan pencabutan semua sanksi AS yang diberlakukan setelah penarikan Trump, tetapi pemerintahan Biden mengatakan pihaknya hanya akan menegosiasikan langkah-langkah yang diambil oleh Trump atas program nuklir, bukan langkah-langkah yang dikenakan atas masalah lain seperti hak asasi manusia.
Teheran telah menyampaikan dua teks pada pembicaraan itu, satu tentang sanksi dan yang lainnya tentang aktivitas nuklirnya.
"Dengan pihak lain kita bersama-sama rekap (poin-poin yang akan dibahas) agar perbedaan-perbedaan itu dapat diselesaikan dan agenda ditetapkan dalam kerangka yang definitif," kata Bagheri. (AFP/Nur/OL-09)
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
Trump sebelumnya menyampaikan telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam bertenaga nuklir sebagai tanggapan atas komentar Medvedev.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk dikerahkan ke wilayah yang tepat.
Pemerintah harus mengirim tenaga ahli ke negara-negara maju yang telah mengoperasionalkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
PEMERINTAH Rusia kembali menegaskan sikap tegasnya terkait kebijakan pertahanan nasional, khususnya soal doktrin nuklir.
KETIKA Israel secara intensif menggempur berbagai fasilitas nuklir Iran dalam eskalasi terbaru, dunia justru kembali mengalihkan perhatian pada program nuklir rahasia Israel, Dimona.
Pandangan pemerintah AS terhadap dampak kerusakan pada tiga situs nuklir utama Iran masih konsisten, dan penilaian tersebut sejauh ini tidak mengalami perubahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved