Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Para Menteri G7 Gelar Pertemuan Darurat Bahas Varian Baru Omicron

Nur Aivanni
29/11/2021 14:05
Para Menteri G7 Gelar Pertemuan Darurat Bahas Varian Baru Omicron
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.(Gints Ivuskans / AFP)

PARA Menteri Kesehatan G7 akan mengadakan pertemuan darurat pada Senin tentang strain baru covid-19 omicron yang menyebar ke seluruh dunia dan memaksa penutupan perbatasan.

Pertemuan itu diadakan Inggris, yang merupakan salah satu dari jumlah negara yang terus bertambah yang mendeteksi kasus dari strain baru tersebut.

Omicron, pertama kali ditemukan di Afrika selatan, merupakan tantangan baru bagi upaya global untuk memerangi pandemi. Beberapa negara telah memberlakukan kembali pembatasan yang banyak diharapkan menjadi sesuatu dari masa lalu.

"Kita tahu kita sekarang berpacu dengan waktu," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Dikatakannya, produsen vaksin membutuhkan dua hingga tiga minggu untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang sifat mutasi tersebut.

Sejumlah negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan dengan Afrika selatan, termasuk pusat perjalanan utama Qatar, serta Amerika Serikat, Inggris, Indonesia, Arab Saudi, Kuwait, dan Belanda.

Angola menjadi negara Afrika selatan pertama yang menangguhkan semua penerbangan dari tetangga regionalnya Mozambik, Namibia dan Afrika Selatan.

Otoritas kesehatan Belanda mengatakan mereka telah mengidentifikasi setidaknya 13 kasus omicron di antara 61 penumpang yang dikarantina yang dinyatakan positif terkena virus korona setelah tiba dari Afrika Selatan.

Polisi perbatasan di sana mengumumkan pada Minggu bahwa mereka telah menangkap pasangan di sebuah pesawat di Bandara Schiphol setelah mereka melarikan diri dari sebuah hotel tempat para penumpang dikarantina.

Terlepas dari ancaman baru, puluhan ribu orang berunjuk rasa di Austria untuk memprotes pemberlakuan vaksinasi wajib oleh pemerintah. Austria adalah negara Uni Eropa pertama yang melakukannya. (AFP/Nur/OlL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik