Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Di Roma, Mayoritas Pasien Covid-19 Adalah Warga yang belum Divaksin

Basuki Eka Purnama
14/10/2021 09:45
Di Roma, Mayoritas Pasien Covid-19 Adalah Warga yang belum Divaksin
Seorang pasien bernafas dengan masker oksigen di sebuah rumah sakit di Roma, Italia.(AFP/Alberto PIZZOLI)

DI sebuah rumah sakit di Roma, mayoritas vaksin covid-19 yang dirawat di ruang perawatan intensif adalah warga yang belum divaksin. Mereka pun kini mengimbau warga Italia untuk segera divaksin.

Seorang pasien berusia 41 tahun di Rumah Sakit Covid-19 ICC Casalpalocco, yang mengaku bernama Francesco, mengaku dirinya adalah penentang vaksin namun mengatakan jika bisa mengulang waktu, dirinya kini ingin divaksin.

"Vaksinasi mungkin tidak meningkatkan kepercayaan namun kita harus melakukannya. Pasalnya, vaksin adalah hal yang bisa membantu Anda saat tertular covid-19," ujarnya.

Baca juga: Indonesia Minta UNESCO Jaga Relevansi Hadapi Pandemi

Di rumah sakit itu, saat ini ada 19 pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif karena covid-19 dengan 17 di antara mereka belum divaksin.

"Hampir 90% pasien yang dirawat di ICU kami belum divaksin," ujar Direktur RS Roberto Mezzanotte.

September lalu, laporan dari rumah sakit itu menyebut 69% pasien covid-19 yang dirawat adalah mereka yang belum divaksin.

"Mayoritas pasien di ICU adalah mereka yang belum divaksin. Mereka adalah yang paling berisiko, yang kondisinya terus memburuk, butuh diintubasi, dan butuh nafas buatan," kata Mezzanotte.

Salvatore, pasien lainnya, yang bernafas melalui masker oksigen, mengaku dirinya adalah pendukung vaksinasi namun belum sempat divaksin sebelum tertular covid-19.

"Dalam tempo beberapa jam, saya berubah dari orang yang penuh vitalitas menjadi orang lemah yang tidak bisa bernafas," ujar pria berusia 55 tahun itu.

Dia kemudian mengaku tidak senang melihat demonstran yang pekan lalu turun ke jalan memprotes kebijakan paspor covid-19.

"Ketika saya melihat para demonstran itu, saya merasa mereka tidak mengerti betapa berbahayanya covid-19 ini," tegas Salvarore.

Mulai Jumat (15/10), paspor covid-19, yang menunjukkan bukti vaksinasi, tes negatif, atau riwayat tertular virus korona itu, dibutuhkan untuk semua pegawai, baik ASN maupun pegawai swasta.

Kebijakan itu mendongkrak angka vaksinasi di Italia, salah satu negara Eropa yang paling parah terhantam covid-19. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik