Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Indonesia Minta UNESCO Jaga Relevansi Hadapi Pandemi

Faustinus Nua
14/10/2021 05:30
Indonesia Minta UNESCO Jaga Relevansi Hadapi Pandemi
Lambang UNESCO.(kemendikbud.go.id)

INDONESIA memberikan masukan kepada UNESCO untuk menjaga relevansi dalam menghadapi tantangan pandemi covid-19. 

Dalam sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-212 di Paris, Senin (11/10), delegasi Indonesia menyampaikan poin-poin yang dapat diimplementasikan organsiasi dunia itu, khususnya terkait pendidikan.

Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Duta Besar (Dubes) Arrmanatha Nasir, menekankan urgensi UNESCO untuk turut serta menjadi bagian dari solusi dunia. Lembaga itu harus bisa menjawab tantangan multidimensional, khususnya sektor-sektor yang menjadi mandat kerjanya

Baca juga: Pembatasan Sosial di Sydney Dilonggarkan Lebih Awal

"Rancangan Strategi Jangka Menengah UNESCO perlu diimplementasikan secara konkret agar seluruh masyarakat dapat merasakan manfaat dari UNESCO. Relevansi UNESCO perlu dijaga di tengah meningkatnya tantangan global akibat pandemi Covid-19," ungkap Nasir menyampaikan pernyataan resmi atau national statement Indonesia, seperti dikutip dari keterangan pers, Kamis (14/10).

Indonesia memberikan lima masukan kepada UNESCO. Pertama, UNESCO perlu mengintensifkan kolaborasi lintas sektoral. Kedua, penggunaan sumber daya UNESCO secara efisien. 

Ketiga, berfokus pada prioritas dan keunggulan komparatif UNESCO. Keempat, berorientasi pada hasil kerja yang berdampak panjang di tingkat Nasional. Kelima, melakukan pendekatan yang lebih terkoordinasi kepada para pemangku kepentingan nasional.

Lebih lanjut, Indonesia meminta UNESCO memprioritaskan pemulihan pendidikan global, yang sangat terdampak akibat pandemi covid-19. 

"Pendidikan yang berkulitas dan inklusif, disertai kebijakan pendidikan yang bersifat responsif dan fleksibel terhadap kebutuhan pelajar dan tenaga pendidik, merupakan kunci solusi," tegas Nasir.

Dia turut menyampaikan perkembangan dunia pendidikan di tanah air, yaitu kebijakan Pemerintah Indonesia dalam menjalankan program Guru Belajar dan Guru Berbagi, Sekolah Penggerak, dan Guru Penggerak. 

Ketiga program itu utamanya untuk meningkatkan kapasitas guru yang sangat vital perannya dalam pemulihan dan transformasi pendidikan selama pandemi.

Indonesia juga mengapresiasi kepemimpinan UNESCO dalam mereformasi mekanisme kerja sama pendidikan global dan meminta UNESCO untuk menaruh perhatian pada urgensi kesenjangan teknologi intra dan antarnegara. 

Hal itu antara lain dapat dijembatani melalui peningkatan kapasitas literasi digital, dan peningkatan kolaborasi sektor sains, serta teknologi, dan inovasi.

Selain itu, penyusunan standardsetting untuk Etika Artificial Intelligence dan Open Science yang diinisiasi UNESCO, diharapkan dapat sejalan dengan proses multilateral lainnya. 

"Hal terpenting adalah, bagaimana implementasi dari kedua instrumen dapat membantu negara-negara dalam mengurangi kesenjangan ekonomi, sosial, digital, pembangunan, dan gender," ucap Nasir.

Nasir pun menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk berkolaborasi dengan semua negara anggota UNESCO dalam upaya menuju pemulihan pascapandemi covid-19. Dengan menjaga relevansi, diharapkan peran UNESCO bisa dirasakan masyarakat global di masa sulit ini. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya