MESIR akan memulai proses persidangan, Selasa (7/9), terhadap Hossam Bahgat. Ia merupakan salah satu pembela hak asasi manusia paling terkemuka di negara itu. Ia diproses hukum karena cuitan yang mengkritik dugaan kecurangan pemilu.
Bahgat, Direktur Inisiatif Mesir untuk Hak Pribadi (EIPR), sudah dilarang bepergian dan asetnya telah dibekukan karena kasus lain di mana dia tetap didakwa. Pihak berwenang dalam beberapa tahun terakhir secara khusus menargetkan kelompok yang ia dirikan.
Tiga anggota staf EIPR dipenjara tahun lalu. Ini memicu kampanye internasional yang didukung oleh selebritas termasuk Scarlett Johansson yang menghasilkan pembebasan mereka.
Peneliti EIPR lain, Patrick Zaki, tetap ditahan sejak Februari 2020. Ia menghadapi tuduhan menyebarkan berita palsu alias hoaks setelah dia kembali ke Mesir untuk kunjungan dari Italia, tempat dia belajar di Universitas Bologna.
Pada Juli, Departemen Luar Negeri AS mengutuk Kairo karena secara khusus mendakwa Bahgat. "Para pengkritik tidak boleh menjadi sasaran karena mengekspresikan pandangan mereka secara damai," ujarnya.
Bahgat dituduh 'menghina' komisi pemilihan Mesir, setelah dia menuduh bahwa insiden kecurangan pemilihan dan kecurangan suara terjadi selama pemilihan parlemen tahun lalu. Sebagian besar anggota parlemen terdiri dari loyalis Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan dipandang oleh para kritikus sebagai badan stempel.
Bahgat juga diadili karena menyebarkan berita hoaks yang dapat dikenakan denda besar dan hukuman penjara. "Kami akan memberikan bukti ke pengadilan atas laporan dan informasi yang diterbitkan oleh orang-orang yang terlibat dalam pemilihan," ungkap Hoda Nasralla, salah satu pengacara Baghat, kepada AFP.
Sidang pada Selasa merupakan yang pertama. Sisi, mantan panglima militer, mengambil alih kekuasaan pada 2014 dan telah melancarkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat. Kelompok-kelompok hak asasi memperkirakan bahwa Mesir menahan sekitar 60.000 tahanan politik.
Baca juga: HRW Serukan Sanksi kepada Mesir atas Eksekusi Langgar Hukum
Mantan presiden AS Donald Trump menjalin hubungan yang sangat kuat dengan Sisi. Penggantinya, Presiden Joe Biden, bersumpah bahwa tidak akan ada lagi 'cek kosong' untuk presiden Mesir. Namun Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Mei mengunjungi dan memuji Sisi karena membantu mewujudkan gencatan senjata yang menghentikan pertumpahan darah antara Israel dan militan Palestina Hamas. (AFP/OL-14)