Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Presiden Israel dan Raja Yordania Adakan Pertemuan Rahasia

Mediaindonesia.com
05/9/2021 20:41
Presiden Israel dan Raja Yordania Adakan Pertemuan Rahasia
Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi bertemu bersama selama pertemuan puncak trilateral di Kairo, Kamis (2/9).(AFP/Kepresidenan Mesir. )

PRESIDEN Israel Isaac Herzog bertemu secara rahasia dengan Raja Yordania Abdullah II di Amman. Ia mengungkapkan itu pada Sabtu (4/9) dengan latar belakang peningkatan hubungan diplomatik antara kedua negara.

"Minggu lalu saya bertemu dan melakukan percakapan yang sangat panjang dengan Raja Yordania. Saya berada di istananya sepanjang malam. Itu adalah pertemuan yang sangat baik," kata Herzog dalam klip dari wawancara yang disiarkan pada Sabtu di televisi Israel.

Seluruh wawancara akan ditampilkan pada Minggu (5/9). Malam tahun baru Yahudi akan dimulai pada Senin (6/9) malam.

Baca juga: Israel Minta Mesir Tekan Hamas untuk Akhiri Kekerasan di Perbatasan

"Yordania merupakan negara yang sangat penting. Saya sangat menghormati Raja Abdullah, seorang pemimpin besar dan aktor regional yang sangat signifikan," kata Herzog dalam suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

Pernyataan itu berbicara tentang pertemuan hangat yang diadakan atas undangan raja. Keduanya membahas masalah strategis yang mendalam.

"Di antara hal-hal yang kami diskusikan yaitu isu-isu inti dalam dialog antara negara-negara kami, termasuk kesepakatan untuk mengimpor hasil pertanian selama tahun shemitah (liburan pertanian), masalah energi, berkelanjutan, dan solusi untuk krisis iklim yang dapat kita maju bersama," kata pernyataan itu.

Yordania dan Mesir merupakan dua negara yang berbatasan dengan Israel yang telah menandatangani perjanjian damai dengan negara Yahudi tersebut. Hubungan Israel-Yordania memburuk di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang oleh para kritikus dituduh mengabaikan kerajaan Hashemite demi menyetujui normalisasi hubungan tahun lalu dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.

Namun, tak lama setelah menjabat pada Juni, Perdana Menteri baru Naftali Bennett terbang ke Amman untuk berbicara dengan Raja Abdullah. Pada Juli, kedua negara sepakat bahwa Israel akan menjual 50 juta meter kubik air per tahun ke Yordania, di samping 55 juta meter kubik yang sudah disediakan secara gratis. Berdasarkan perjanjian ini, Yordania diizinkan untuk meningkatkan ekspornya ke Palestina di Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak 1967. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya