Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Wabah Covid-19 Meluas, Selandia Baru Perpanjang Lockdown

Atikah Ishmah Winahyu
20/8/2021 13:06
Wabah Covid-19 Meluas, Selandia Baru Perpanjang Lockdown
Ilustrasi(AFP)

PERDANA Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memperpanjang penguncian nasional (lockdown), Jumat (20/8). Hal itu disebabkan jumlah kasus covid-19 di sana melonjak dan wabah meluas ke luar Auckland, ke ibu kota Wellington.

Warga Selandia Baru telah hidup bebas dari virus dan tanpa pembatasan sampai Andern, Selasa (17/8), memerintahkan penguncian nasional selama tiga hari dan penutupan selama tujuh hari di Auckland. Hal itu dilakukan setelah menemukan kasus pertama covid-19 di negara itu sejak Februari.

Ardern memperpanjang penguncian hingga tengah malam pada 24 Agustus, dengan mengatakan bahwa wabah telah meluas ke kota-kota lain.

“Kita hanya tidak tahu skala penuh dari wabah Delta ini,” kata Ardern pada konferensi pers.

Otoritas kesehatan mengatakan 11 kasus baru tercatat pada Jumat, tiga di antaranya berada di Wellington.

Ketiganya di Wellington baru-baru ini melakukan perjalanan ke Auckland dan telah mengunjungi lokasi yang diidentifikasi terkena wabah, menurut kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan.

"Kami ingin seluruh negara dalam siaga tinggi sekarang,” tutur Ardern.

Kepala kesehatan Ashley Bloomfield memperingatkan bahwa penguncian di Auckland, pusat penyebaran, dapat diperpanjang lebih lanjut.

Ardern telah memenangkan pujian karena menahan transmisi lokal covid-19 melalui strategi eliminasi, memberlakukan penguncian yang ketat dan menutup perbatasan internasional Selandia Baru pada Maret 2020.

Tetapi pemerintahnya sekarang menghadapi pertanyaan tentang peluncuran vaksin yang tertunda, serta meningkatnya biaya di negara yang sangat bergantung pada tenaga kerja imigran.

Hanya sekitar 19 persen dari 5,1 juta penduduk negara itu telah divaksinasi sepenuhnya sejauh ini, yang paling lambat di antara negara-negara di bawah Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi. (Straitstimes/OL-13)

Baca Juga: Berbagai Negara Catat Umumnya Pasien Rawat Inap belum Divaksin



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya