Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Turki Tolak Permintaan AS untuk Tampung Warga Afghanistan

Nur Aivanni
05/8/2021 12:35
Turki Tolak Permintaan AS untuk Tampung Warga Afghanistan
Warga Afghanistan di kamp pengungsian sementara di Kabul.(AFP/WAKIL KOHSAR)

TURKI mengkritik rencana Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan negara ketiga seperti Turki untuk memukimkan kembali ribuan warga Afghanistan yang berisiko menjadi sasaran Taliban karena hubungan mereka dengan AS.

"Tidak dapat diterima mencari solusi untuk masalah itu di negara kita tanpa persetujuan negara kita," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Selasa (3/8) malam.

Turki sudah menjadi rumah bagi lebih dari 4 juta migran, yang sebagian besar dari Suriah yang dilanda perang. Negara itu mengatakan tidak pernah diajak bicara untuk menerima pengungsi dari Afghanistan.

Baca juga: Taliban Peringatkan Serangan Berikutnya pada Para Pemimpin Afghanistan

Dengan penarikan pasukan AS dan NATO yang sedang berlangsung dari Afghanistan, Ankara mengkhawatirkan adanya gelombang pengungsi baru.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan para pejabat Turki mengadakan pembicaraan tingkat tinggi mengenai masalah itu dengan rekan-rekan Afghanistan.

Kurang dari sebulan sebelum AS mengakhiri perang terlamanya, Departemen Luar Negeri AS, Senin (2/8) mengumumkan program penerimaan pengungsi baru untuk warga negara Afghanistan yang melibatkan penempatan pertama mereka di negara ketiga di kawasan itu, sementara dokumen mereka diproses.

Departemen Luar Negeri menyebut Turki sebagai salah satu kemungkinan titik relokasi, juga Pakistan.

Kementerian Turki mengatakan rencana AS itu akan menyebabkan krisis migrasi besar di wilayah mereka. Pihaknya, tambahnya, tidak memiliki kapasitas untuk menangani krisis migrasi baru atas nama negara ketiga.

Dikatakannya, jika AS ingin menerima orang Afghanistan, itu bisa dilakukan melalui penerbangan langsung.

Pada Rabu (4/8), di Washington, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan mereka tidak mendesak siapa pun untuk mengungsi ke Turki atau negara tertentu lainnya.

"Kami tegaskan kembali rasa terima kasih kami kepada Turki atas upaya kemanusiaannya yang substansial dalam menampung lebih dari 4 juta pengungsi, lebih banyak dari negara lain mana pun di dunia," kata Price.

"Tetapi kami percaya penting bagi negara-negara untuk menjaga perbatasan mereka tetap terbuka untuk arus pengungsi potensial. Kami tidak bermaksud memilih negara tertentu sebagai tujuan pengungsi," terangnya.

Masalah itu juga kemungkinan akan muncul dalam pembicaraan antara Ankara dan Brussel tentang pembaruan kesepakatan 2016 saat Turki menerima bantuan untuk menampung para migran yang mencari perlindungan di Uni Eropa.

Pada Senin (2/8), seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan mereka tidak memiliki data tentang berapa banyak warga Afghanistan yang mengungsi ke Turki.

"Saya akan mengatakan kita belum melihat arus keluar orang dalam jumlah besar, tetapi kita telah melihat sejumlah orang menyeberang, tetapi jumlahnya belum banyak," kata pejabat itu. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya