Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
TURKI mengkritik rencana Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan negara ketiga seperti Turki untuk memukimkan kembali ribuan warga Afghanistan yang berisiko menjadi sasaran Taliban karena hubungan mereka dengan AS.
"Tidak dapat diterima mencari solusi untuk masalah itu di negara kita tanpa persetujuan negara kita," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Selasa (3/8) malam.
Turki sudah menjadi rumah bagi lebih dari 4 juta migran, yang sebagian besar dari Suriah yang dilanda perang. Negara itu mengatakan tidak pernah diajak bicara untuk menerima pengungsi dari Afghanistan.
Baca juga: Taliban Peringatkan Serangan Berikutnya pada Para Pemimpin Afghanistan
Dengan penarikan pasukan AS dan NATO yang sedang berlangsung dari Afghanistan, Ankara mengkhawatirkan adanya gelombang pengungsi baru.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan para pejabat Turki mengadakan pembicaraan tingkat tinggi mengenai masalah itu dengan rekan-rekan Afghanistan.
Kurang dari sebulan sebelum AS mengakhiri perang terlamanya, Departemen Luar Negeri AS, Senin (2/8) mengumumkan program penerimaan pengungsi baru untuk warga negara Afghanistan yang melibatkan penempatan pertama mereka di negara ketiga di kawasan itu, sementara dokumen mereka diproses.
Departemen Luar Negeri menyebut Turki sebagai salah satu kemungkinan titik relokasi, juga Pakistan.
Kementerian Turki mengatakan rencana AS itu akan menyebabkan krisis migrasi besar di wilayah mereka. Pihaknya, tambahnya, tidak memiliki kapasitas untuk menangani krisis migrasi baru atas nama negara ketiga.
Dikatakannya, jika AS ingin menerima orang Afghanistan, itu bisa dilakukan melalui penerbangan langsung.
Pada Rabu (4/8), di Washington, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan mereka tidak mendesak siapa pun untuk mengungsi ke Turki atau negara tertentu lainnya.
"Kami tegaskan kembali rasa terima kasih kami kepada Turki atas upaya kemanusiaannya yang substansial dalam menampung lebih dari 4 juta pengungsi, lebih banyak dari negara lain mana pun di dunia," kata Price.
"Tetapi kami percaya penting bagi negara-negara untuk menjaga perbatasan mereka tetap terbuka untuk arus pengungsi potensial. Kami tidak bermaksud memilih negara tertentu sebagai tujuan pengungsi," terangnya.
Masalah itu juga kemungkinan akan muncul dalam pembicaraan antara Ankara dan Brussel tentang pembaruan kesepakatan 2016 saat Turki menerima bantuan untuk menampung para migran yang mencari perlindungan di Uni Eropa.
Pada Senin (2/8), seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan mereka tidak memiliki data tentang berapa banyak warga Afghanistan yang mengungsi ke Turki.
"Saya akan mengatakan kita belum melihat arus keluar orang dalam jumlah besar, tetapi kita telah melihat sejumlah orang menyeberang, tetapi jumlahnya belum banyak," kata pejabat itu. (AFP/OL-1)
PRESIDEN AS Donald Trump menyinggung sejumlah isu penting terkait perundingan damai Ukraina-Rusia usai bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Pemerintah Venezuela klaim 66 anak ditahan secara ilegal di AS setelah dipisahkan dari orangtua mereka selama proses deportasi.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron menegaskan keraguannya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap mengakhiri perang di Ukraina.
BADAI Erin Menguat Jadi Kategori 4, Ancam Pantai Timur AS dengan Gelombang Pasang Berbahaya Badai Erin kini meningkat menjadi badai Kategori 4 dan berpotensi membawa gelombang pasang.
Otoritas AS memperingatkan bahwa meskipun badai diperkirakan tidak menghantam daratan, wilayah pesisir termasuk Outer Banks, Carolina Utara, harus bersiap menghadapi banjir pesisir.
Departemen Luar Negeri AS mencabut lebih dari 6.000 visa mahasiswa internasional karena pelanggaran hukum, DUI, pencurian, dan dugaan dukungan terorisme.
Jumlah warga yang terdampak akibat konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja terus meningkat tajam. Hingga Minggu (27/7), lebih dari 200.000 orang terpaksa mengungsi
Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah memaksa 130.000 orang mengungsi
Banjir setinggi hingga satu meter melanda 23 desa di 13 kecamatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Senin malam (7/7), akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai.
Kementerian Sosial memastikan kebutuhan dasar bagi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bisa terpenuhi.
Petugas terus berjaga dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan para pengungsi.
BPBD DKI mengaktifkan mekanisme tanggap darurat untuk menjamin kebutuhan dasar para pengungsi dapat segera terpenuhi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved