Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Militer Myanmar Sita Gudang Senjata Milik Kelompok Penentang

Atikah Ishmah Winahyu
25/6/2021 15:59
Militer Myanmar Sita Gudang Senjata Milik Kelompok Penentang
Pasukan militer Myanmar saat berjaga di tengah aksi protes di wilayah Yangon.(AFP)

PASUKAN keamanan Myanmar menyita muatan senjata di sebuah truk menuju Mandalay pada pekan ini. Setelah, mereka berhasil menangkap gerilyawan menyusul baku tembak di kota terbesar kedua di Myanmar.

Sejak merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, junta militer berusaha untuk membasmi kalangan anti-militer. Serta, membunuh atau menangkap ratusan pengunjuk rasa.

Penentang kudeta merespons kekerasan yang dilakukan junta militer dengan membentuk milisi. Sekalipun, mereka pada umumnya bersenjata ringan, dengan serangan yang fokus pada daerah pedesaan atau kota kecil. 

Baca juga: PBB Perkirakan 230 Ribu Orang Mengungsi akibat Krisis Myanmar

Surat kabar Global New Light of Myanmar memuat foto empat orang yang ditangkap di depan gudang senjata. Dilaporkan, pasukan keamanan telah menyita lebih dari 100 senjata api, 10.000 peluru dan 499 granat, bersama dengan bom dan detonator.

Laporan itu menyebut anggota Tentara Pertahanan Rakyat (PDF) yang ditangkap, merupakan sayap bersenjata Pemerintah Persatuan Nasional yang menentang kekuasaan militer. Dalam hal ini, telah mengaku menerima pelatihan dan memperoleh senjata dari Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA). Salah satu dari serangkaian kelompok etnis bersenjata yang melawan tentara di daerah perbatasan.

Baca juga: Myanmar Laporkan Kasus Covid-19 Tertinggi Sejak Kudeta

Kemudian, surat kabar itu melaporkan bahwa penangkapan dilakukan setelah bentrokan dengan Mandalay PDF, yang baru dibentuk pada Selasa waktu setempat. Adapun, delapan anggota milisi tewas dan delapan ditahan. Juru bicara Mandalay PDF dan KIA tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentar.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Kamis waktu setempat, memperkirakan 230.000 orang telah mengungsi akibat konflik di Myanmar. Mereka pun membutuhkan bantuan, baik logistik maupun medis.

Sekitar 177.000 orang mengungsi di negara bagian Karen, yang berbatasan dengan Thailand. Sementara itu, lebih dari 20.000 orang berlindung di 100 daerah pengungsian, setelah pertempuran antara PDF dan tentara di wilayah Chin, yang berbatasan dengan India.(Straitstimes/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya