Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hadiri Konferensi Keamanan, Pemimpin Junta Myanmar Tiba di Moskow

Nur Aivanni
21/6/2021 07:14
Hadiri Konferensi Keamanan, Pemimpin Junta Myanmar Tiba di Moskow
Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing(AFP/Handout / various sources)

PEMIMPIN junta Myanmar tiba di Moskow, Minggu (20/6), untuk menghadiri konferensi keamanan, yang menandai perjalanan kedua, yang diketahui, ke luar negeri sejak dia merebut kekuasaan melalui kudeta.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan pemerintah Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Februari lalu.

Pemimpin Junta Min Aung Hlaing meninggalkan ibu kota Naypyidaw, Minggu (20/6), dengan penerbangan khusus untuk menghadiri Konferensi Keamanan Internasional Moskow, kata MRTV yang dikelola negara.

Baca juga: Myanmar Tolak Resolusi PBB yang Serukan Embargo Senjata

Dikatakan MRTV, pemimpin junta hadir atas undangan Menteri Pertahanan Rusia dan dia telah disambut duta besar Rusia untuk Myanmar di bandara.

Namun, tidak diberikan rincian tentang berapa lama dia akan berada di Rusia, sekutu dan pemasok senjata utama bagi militer Myanmar.

Kedutaan Myanmar di Rusia kemudian mengonfirmasi kedatangan Min Aung Hlaing ke kantor berita negara Rusia RIA Novosti.

"Panglima telah tiba di Moskow," kata seorang juru bicara kedutaan seperti dikutip kantor berita itu.

Tindakan keras junta terhadap perbedaan pendapat telah menewaskan sedikitnya 870 warga sipil, menurut sebuah kelompok pemantau lokal.

Pada Mei, media lokal melaporkan kepala angkatan udara Myanmar menghadiri pameran helikopter militer di Moskow.

Kunjungan Min Aung Hlaing dilakukan setelah Majelis Umum PBB mengambil langkah langka, Jumat (18/6), dengan menyerukan negara-negara anggota untuk mencegah aliran senjata ke Myanmar. Rusia abstain dari pemungutan suara itu.

Resolusi itu--yang tidak sampai menyerukan embargo senjata global--juga menuntut agar militer segera menghentikan semua kekerasan terhadap demonstran damai.

Resolusi itu disetujui 119 negara, dengan 36 abstain termasuk Tiongkok, sekutu utama Myanmar. Hanya satu negara, Belarus, yang menentangnya. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya