Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Barat Kecam Putusan Pengadilan Moskow Soal Organisasi Navalny

Lidya Tannia Bangguna
11/6/2021 11:38
Barat Kecam Putusan Pengadilan Moskow Soal Organisasi Navalny
Tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny(AFP/Kirill KUDRYAVTSEV)

ORGANISASI antikorupsi milik pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dikategorikan sebagai organisasi ekstrimis.

Navalny telah divonis penjara selama lebih dari 2,5 tahun pada Februari lalu setelah ia kembali dari Jerman, tempat ia memulihkan diri setelah serangan keracunan pada penerbangan di atas Siberia yang ia tuduhkan dilakukan Kremlin.

Selain memenjarakan Navalny, Pengadilan Moskow juga memutuskan melarang Yayasan Anti-Korupsi (FBK) dan orang-orang yang terkait dengan organisasi yang berafiliasi dengan Navalny iru untuk mencalonkan diri untuk jabatan publik, termasuk menjadi anggota parlemen jelang pemilihan parlemen pada bulan September mendatang

Baca juga: Warga Palestina di Sheikh Jarrah Terancam Diusir dari Rumah Sendir

Hal ini mendorong Negara-negara Barat dan Uni Eropa dengan segera mengutuk keputusan tersebut.

Uni Eropa menilai bahwa keputusan tersebut adalah upaya terbaru untuk menekan oposisi dan melawan kritik.

"Ini adalah keputusan tidak berdasar yang menegaskan pola negatif dari tindakan keras sistematis terhadap hak asasi manusia dan kebebasan yang diabadikan dalam konstitusi Rusia," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam sebuah pernyataan.

Amnesty International juga mengatakan bahwa putusan itu menempatkan puluhan ribu pendukung Navalny dalam risiko penuntutan.

"Ini adalah salah satu upaya Kremlin yang paling sinis dan berani sejauh ini untuk menindak hak kebebasan berekspresi dan berserikat," kata kelompok hak asasi itu.

Komite menteri badan hak pan-Eropa Dewan Eropa mengatakan pihaknya sangat mendesak Rusia untuk segera membebaskan Navalny.

Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab menggambarkan keputusan itu sebagai "sesat" dan "Kafka-esque", sementara Amerika Serikat meminta Moskow untuk mengakhiri tindakan keras dan membebaskan Navalny.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh para oposisi menerima dana dari kepentingan asing dan merencanakan pemberontakan dengan dukungan dari Barat.

"Mereka menunjukkan semangat politik seperti itu karena menyentuh mereka yang mereka awasi, mereka yang mereka dukung secara politik dan dengan cara lain," kata Zakharova. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya