Jumat 04 Juni 2021, 09:44 WIB

Greenpeace Ingatkan Kapal Tanker di Yaman Berpotensi Meledak

Atikah Ishmah Winahyu | Internasional
Greenpeace Ingatkan Kapal Tanker di Yaman Berpotensi Meledak

AFP
Foto citra satelit FSO Safer di Laut Yaman

 

GREENPEACE memperingatkan kapal tanker yang telah lama ditinggalkan di lepas pantai Yaman, yang dilanda perang, dapat meledak kapan saja. Organisasi itu pun mendesak tindakan PBB untuk mencegah bencana tumpahan minyak di Laut Merah.

Kapal bahan bakar berusia 45 tahun yang dikenal dengan sebutan FSO Safer ini memiliki 1,1 juta barel minyak mentah di dalamnya, dan telah ditinggalkan di dekat pelabuhan barat Yaman, Hodeida sejak 2015.

"FSO Safer berkarat di jangkar dan bisa pecah atau meledak kapan saja," kata juru bicara Greenpeace Ahmed El Droubi.

"Ini bukan jika, tapi kapan," tambahnya.

Dewan Keamanan PBB bertemu Kamis (3/6) malam setelah pemberontak Houthi, yang menguasai sebagian besar utara Yaman, mengatakan kesepakatan untuk mengizinkan misi PBB memeriksa kapal tanker itu mencapai jalan buntu.

Kapal yang secara efektif merupakan platform penyimpanan terapung itu hampir tidak mengalami pemeliharaan selama enam tahun, dan sekarang para pemerhati lingkungan memperingatkan kapal tersebut bisa pecah.

Greenpeace mengatakan selain korosi pada kapal yang berkarat, pekerjaan penting untuk mengelola gas yang mudah meledak di tangki penyimpanannya telah diabaikan.

Baca juga: Kapal Tanker Iran Diserang, Tiga Tewas

Direktur eksekutif Greenpeace Internasional Jennifer Morgan mengatakan PBB harus bertindak sekarang untuk menghindari apa yang bisa menjadi bencana minyak terbesar di kawasan itu selama beberapa dekade.

"Solusinya tersedia, keahlian dan teknologi untuk membantu diketahui," imbuh Morgan.

PBB mengatakan tumpahan minyak akan menghancurkan ekosistem Laut Merah, menutup industri perikanan dan menutup pelabuhan Hodeida, jalur kehidupan Yaman selama enam bulan.

Houthi menyerukan pemeriksaan dan pemeliharaan segera kapal tanker itu, tetapi PBB mengatakan harus ada penilaian yang tidak memihak sebelum pekerjaan pemeliharaan dapat dimulai dengan aman.

Yaman telah dihancurkan oleh perang saudara antara pemerintah, yang didukung oleh koalisi militer yang dipimpin Saudi, dan pemberontak Houthi yang didukung Iran sejak 2014, mendorong negara itu ke ambang kelaparan.

Puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, telah tewas dan jutaan mengungsi dalam konflik tersebut.(Straitstimes/OL-5)

Baca Juga

AFP/Omer Abrar.

Operasi Senyap Taliban Berhasil Tewaskan Pemimpin ISIS

👤Cahya Mulyana 🕔Sabtu 10 Juni 2023, 14:00 WIB
Pemimpin afiliasi regional kelompok teroris ISIS Sanaullah Ghafari tewas di wilayah Afghanistan yang berbatasan dengan...
AFP/BC Wildfire Service.

Kebakaran Kanada Terus Membara, Mutu Udara AS Membaik

👤Cahya Mulyana 🕔Sabtu 10 Juni 2023, 13:21 WIB
Ratusan titik kebakaran terus bermunculan di seluruh Kanada pada Jumat (9/6). Namun asapnya yang sempat membuat mutu udara di Amerika...
AFP

AS Bantah Kabar Rencana Tiongkok Bangun Pangkalan Militer di Kuba

👤 Cahya Mulyana 🕔Sabtu 10 Juni 2023, 12:45 WIB
Pentagon membantah pemberitaan rencana pembangunan stasiun mata-mata Tiongkok di...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya