Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
EMPAT varian virus korona yang paling mengkhawatirkan telah terdeteksi di hampir semua negara dan wilayah Amerika, tetapi meskipun lebih mudah menular, tidak ada bukti bahwa mereka lebih mematikan. Hal itu disampaikan oleh pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Jairo Mendez kemarin.
Dalam webinar oleh Pan American Health Organisation (PAHO), ahli penyakit menular WHO itu mengatakan vaksin yang diberikan di wilayah tersebut memberikan perlindungan lebih terhadap varian tersebut.
Baca juga: Warga AS Diminta tidak Lakukan Perjalanan ke Israel
"Yang masih belum kami ketahui adalah apakah orang yang divaksinasi lengkap dan tidak sakit masih bisa menularkan virus ke orang lain. Masih banyak yang harus dipelajari," kata Mendez.
Varian terbaru, varian B.1.617 dari India, katanya, telah terdeteksi dalam kasus di delapan negara Amerika, termasuk Kanada dan Amerika Serikat.
Satu kasus sedang diselidiki, dan lainnya dengan varian itu adalah pelancong di Panama dan Argentina yang datang dari India atau Eropa. Di Karibia, kasus varian India telah terdeteksi di Aruba, Dutch St Maarten dan Guadeloupe.
B.117 yang lazim di Inggris telah ditemukan dalam kasus yang dilaporkan di 34 negara atau wilayah di Amerika, sedangkan varian B.1.351 dari Afrika Selatan telah dilaporkan di 17 negara atau wilayah di Amerika.
Sementara itu, kata pakar WHO itu, apa yang disebut Brasil dengan varian P.1 sejauh ini telah terdeteksi di 21 negara.
"Varian ini memiliki kapasitas transmisi yang lebih besar, tetapi sejauh ini kami belum menemukan konsekuensi tambahan apa pun," kata Mendez. "Satu-satunya kekhawatirannya adalah mereka menyebar lebih cepat," tambahnya.
Varian tersebut dikaitkan dengan kematian yang lebih tinggi, terangnya, karena peningkatan jumlah kasus covid-19, bukan karena virus itu telah bermutasi menjadi versi yang lebih mematikan. (Malay Mail/OL-6)
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Kanker hati kini jadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker secara global. Tepatnya peringkat 6 berdasarkan data WHO.
Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV.
HARI Donor Darah Internasional atau World Blood Donor Day jatuh pada tanggal 14 Juni setiap tahunnya. Peringatan tersebut diresmikan sejak tahun 2004 oleh WHO.
WHO mengungkap kebersihan di lingkungan rumah berperan penting dalam pencegahan kanker serviks.
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved