Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
GUGUS tugas pemerintah Filipina yang mengawasi perairan barat, melaporkan bahwa kapal milisi maritim Tiongkok (CMM) kembali ke wilayah laut Filipina dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) 370 km negara tersebut. Jumlahnya bahkan disebut lebih banyak.
Satuan Tugas Nasional untuk Laut Filipina Barat (NTF-WPS) juga melaporkan bahwa Penjaga Pantai Filipina (PCG) dan Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan (BFAR) kembali mengusir sejumlah Tiongkok dari Beting Escoda (Sabina) di lepas Palawan.
Penasihat Keamanan Nasional sekaligus ketua NTF-WPS, Hermogenes Esperon Jr, menyebut patroli maritim mencatat kehadiran 287 kapal CMM pada 9 Mei di berbagai fitur maritim. Itu mencakup kotamadya Kalayaan Palawan dan bagian lain ZEE Filipina.
Baca juga: Filipina Protes ke Tiongkok atas Kegagalan Menarik Kapal
Lebih dari 220 kapal CMM yang menyerbu Karang Julian Felipe (Whitsun) pada Maret. Kemudian, menyebar ke bagian lain Laut Filipina Barat. Kehadiran kapal Tiongkok memicu beberapa protes diplomatik terhadap serbuan Tiongkok ke perairan Filipina.
"Kelompok CMM yang lebih besar terlihat di pulau-pulau buatan Tiongkok. Sementara beberapa diamati di dekat pulau yang diduduki Filipina," tutur Esperon.
Tiongkok telah membangun sejumlah pulau buatan di tujuh terumbu Laut China Selatan. Beberapa di dalam ZEE Filipina, termasuk yang terbesar di Panganiban (Mischief) Reef, dekat dengan Palawan.
Menurut Esperon, kapal Tiongkok termasuk kapal CMM dekat Pulau Lawak (Nanshan), yang dikuasai Filipina. Lalu, satu kapal CMM dan satu kapal Penjaga Pantai China (CCG) di lepas pantai Ayungin (Second Thomas) Shoal, yang dikuasai Filipina.
Ada juga 14 kapal CMM dan sebuah kapal CCG di dekat Pag-asa, pulau terbesar yang diduduki oleh orang Filipina di Kalayaan Island Group, dua kapal CMM di lepas pantai Pulau Panata (Lankiam Cay), dan 34 kapal CMM di Julian Felipe, yang merupakan bagian dari bank Pagkakaisa (Union).
Baca juga: Angkatan Laut Tiongkok Adakan Latihan di Laut China Selatan
Satgas juga melaporkan rata-rata empat kapal CCG setiap hari di Bajo de Masinloc (Scarborough Shoal), juga disebut Panatag Shoal, dari 3 Mei hingga 10 Mei.
"Meskipun ada larangan penangkapan ikan ilegal Tiongkok yang menutupi kapal penangkap ikannya di perairan utara dari garis lintang 12 derajat di Laut China Selatan, dari 1 Mei hingga 16 Agustus 2021, dua CMM tetap diamati memanen kerang di dalam laguna (Bajo de Masinloc)," pungkas Esperon.
Rata-rata 10 perahu nelayan Filipina juga telah terlihat di dalam laguna dari 7 Mei hingga 9 Mei. NTF-WPS mendorong warga Filipina untuk menangkap ikan di daerah tersebut dan mengabaikan larangan penangkapan ikan Tiongkok.(Straitstimes/OL-11)
DOSEN Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yance Arizona menjelaskan ada beberapa negara yang sudah menerapkan regulasi tentang masyarakat adat seperti di Filipina hingga Australia.
Gempa 8,7 di Rusia picu peringatan tsunami hingga 3 meter untuk Jepang, Hawaii, dan Rusia. Pulau-pulau Pasifik dan Asia Tenggara juga diminta waspada.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa AS dan Filipina telah mencapai kesepakatan dagang terbaru.
Filipina berpeluang besar mencatat sejarah dengan lolos ke semifinal untuk pertama kalinya sebagai salah satu runner up terbaik.
TOPAN Wipha menyebabkan hujan deras dan banjir besar di Filipina pada akhir pekan lalu.
Pada 2024 Filipina sukses memikat 5,44 juta wisatawan mancanegara, sebanyak lebih dari seperempatnya atau 27% berasal dari Indonesia.
Keberangkatan ini menjadi bagian dari kerja sama berkelanjutan yang dibangun antara PMSol dan mitra internasionalnya.
BADAN Keamanan Laut (Bakamla) RI terus memantau pergerakan Kapal China Coast Guard (CCG) 5402 yang kembali memasuki wilayah Yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara, Kamis (24/10).
SEBANYAK delapan ABK kapal berbendera Tiongkok Fu Yuan Yu 857 menyambangi Gedung Bareskrim Polri. Mereka melaporkan dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menangkap tiga unit kapal ikan ilegal yang kedapatan melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah laut Natuna dan Selat Malaka.
BADAN Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri mengamankan satu kapal asing dengan bendera Malaysia di perairan Selat Malaka, Kepulauan Riau pada Rabu, 28 Februari 2024.
Setiap penumpang kapal dikenakan biaya sebesar 50 ribu Bangladeshi Taka atau sekitar Rp 7 juta untuk anak-anak, dan 100 ribu Taka atau sekitar Rp 14 juta untuk dewasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved