Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Filipina Protes ke Tiongkok atas Kegagalan Menarik Kapal

Mediaindonesia.com
23/4/2021 19:50
Filipina Protes ke Tiongkok atas Kegagalan Menarik Kapal
Ilustrasi(Dok Bakamla)

Filipina telah mengirimkan dua nota diplomatik baru ke Tiongkok yang berisi protes atas kegagalannya untuk menarik apa yang disebut Filipina sebagai kapal-kapal yang "mengancam" di wilayah yang disengketakan di Laut Cina Selatan (LCS).

Dalam beberapa pekan terakhir, Filipina telah meningkatkan penolakannya atas kehadiran ratusan kapal Tiongkok di zona ekonomi eksklusif (ZEE) sepanjang 200 mil. Insiden itu telah menguji hubungan antara dua negara yang telah berusaha untuk memulihkan perpecahan bersejarah mereka.

Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan para pejabat maritim telah mengamati "kehadiran dan aktivitas tidak sah yang terus berlanjut" dari 160 kapal penangkap ikan dan milisi Tiongkok di sekitar pulau-pulau Spratly yang disengketakan dan beting Scarborough pada 20 April.

Lima kapal penjaga pantai Tiongkok juga terlihat di sekitar area tersebut.

Baca juga: https://mediaindonesia.com/nusantara/393834/bakamla-gagalkan-transfer-bbm-ilegal-di-perairan-kepri

"Keberadaan kapal-kapal Tiongkok yang terus mengerumuni dan mengancam menciptakan suasana ketidakstabilan dan secara terang-terangan mengabaikan komitmen Tiongkok untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Kemlu Filipina, Jumat (23/4).

Protes itu disampaikan ketika Filipina mengumumkan peningkatan kehadiran kapalnya di ZEE-nya. Di bawah hukum internasional, kapal asing diizinkan untuk melakukan "lintas damai" melalui ZEE suatu negara.

Di sisi lain, diplomat Tiongkok membantah bahwa milisi berada di atas kapal-kapal tersebut.

Kedutaan Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang protes baru yang dilayangkan Filipina.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, yang dilalui kapal-kapal dengan nilai perdagangan sekitar US$3 triliun setiap tahun. Pengadilan arbitrase internasional pada 2016 membatalkan klaim ekspansif Tiongkok, yang didasarkan pada petanya sendiri.

Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim yang bersaing di perairan tersebut.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pada Senin (19/4) bahwa dia siap untuk mengerahkan kapal angkatan laut untuk menegaskan hak kedaulatan negara atas minyak dan sumber daya mineral di ZEE-nya.

Duterte juga memberi tahu Tiongkok bahwa jika mereka mulai mengebor minyak, dia juga akan melakukannya. (Ant/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik