ISRAEL bersiap untuk menghadapi lebih banyak protes pada Sabtu (8/5) setelah bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem melukai lebih dari 200 orang. AS, Uni Eropa, dan kekuatan regional mendesak ketenangan setelah berhari-hari meningkatnya kekerasan.
Dalam kerusuhan setelah salat Jumat, polisi antihuru-hara Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut ke arah warga Palestina yang melemparkan batu, botol, dan kembang api ke arah petugas di situs tersuci ketiga Islam yang juga dihormati oleh orang Yahudi.
Polisi Israel mengatakan 18 petugas terluka sementara Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa 205 warga Palestina terluka dalam kekerasan di Al-Aqsa dan di seluruh Yerusalem timur yang dicaplok, termasuk lebih dari 80 orang yang dirawat di rumah sakit.
Rekaman video menunjukkan pasukan Israel menyerbu alun-alun masjid yang luas dan menembakkan granat suara di dalam gedung. Ada di dalamnya banyak orang termasuk wanita dan anak-anak sedang berdoa pada Jumat terakhir bulan suci Ramadan.
Seorang reporter AFP menyaksikan ratusan warga Palestina melemparkan batu ke arah polisi. Dia mengatakan petugas mengunci pintu masjid Al-Aqsa, menjebak jamaah setidaknya selama satu jam.
Bentrokan itu terjadi ketika ketegangan meningkat karena pembatasan Israel atas akses ke beberapa bagian Kota Tua selama Ramadan dan ancaman penggusuran yang menimpa empat keluarga Palestina di Yerusalem timur untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi.
Gerakan Islamis Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mendesak warga Palestina untuk tetap berada di kompleks Al-Aqsa sampai Kamis pagi, ketika Ramadan berakhir. Hamas memperingatkan bahwa perlawanan siap untuk mempertahankan Al-Aqsa dengan cara apapun.
Al-Aqsa berada di kompleks Haram al-Sharif, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, yang juga termasuk Kubah Batu. (OL-14)