Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Suhu Air Laut Naik, Samudra Pasifik Panen Badai

Atikah Ishmah Winahyu
20/4/2021 09:14
Suhu Air Laut Naik, Samudra Pasifik Panen Badai
Penampakan badai Surigae yang menghantam Filipina. Badai Surigae adalah badai besar pada April ini yang muncul di Samudra Pasifik.( Handout / RAMMB/CIRA / AFP)

ANGIN kencang dan gelombang tinggi menghantam Filipina timur pada Senin (19/4) saat topan terkuat yang pernah tercatat selama April melanda Samudra Pasifik hingga menewaskan satu orang dan memicu banjir di wilayah dataran rendah.

Biro cuaca nasional mengeluarkan peringatan angin kencang dan hujan lebat pada Senin, mengatakan, angin topan yang merusak meluas ke luar hingga 110 km dari pusat badai. Lebih dari 100.000 orang dievakuasi dari daerah pesisir, menurut badan bencana provinsi.

Inti dari Surigae atau Bising sebagai badai yang dikenal secara lokal, diperkirakan tidak akan menghantam daratan. Namun dengan diameter 500 km dan kecepatan angin mencapai 195 km per jam, bagian timur pulau Samar mengalami banjir, sementara beberapa wilayah kehilangan aliran listrik.

Topan super pertama tahun 2021 menandakan musim badai yang sibuk untuk wilayah tersebut di tahun mendatang.

"Indikasi awal adalah bahwa musim topan 2021 akan memiliki aktivitas rata-rata, dan mungkin di atas rata-rata," tulis ahli meteorologi AS Jeff Masters dalam sebuah unggahan di situs web Yale Climate Connections, yang melaporkan setiap hari tentang kondisi iklim.

Ilmuwan atmosfer mengatakan data menunjukkan bahwa badai yang disebut topan, siklon, atau angin topan di berbagai belahan dunia semakin kuat karena pemanasan global.

"Bahan bakar untuk badai ini adalah lautan yang hangat," kata petugas ilmiah di Organisasi Meteorologi Dunia yang berbasis di Jenewa, Anne-Claire Fontan.

"Tren globalnya adalah mereka semakin kuat, dan persentase total badai yang lebih tinggi akan semakin kuat,” imbuhnya.

Atmosfir yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, memungkinkan angin kencang untuk melepas lebih banyak hujan. Secara khusus, suhu air di Samudra Pasifik bagian barat lebih tinggi dari rata-rata global, menjadikannya lahan subur untuk badai besar seperti Surigae. Wilayah ini mengalami lebih banyak badai daripada bagian dunia lainnya, lebih dari 70 persen di antaranya berkembang pada puncak musim antara Juli dan Oktober.

Pejabat bencana mengatakan seorang pria berusia 79 tahun dari provinsi Leyte Selatan di Filipina dipastikan tewas setelah dia tertimpa pohon tumbang dan satu orang hilang.

baca juga: BMKG Ingatkan Siklon Tropis Surigae Masih Sebabkan Cuaca Ekstrem

Filipina mengalami sekitar 20 badai tropis setiap tahun. Tahun lalu, topan terkuat tahun ini, Goni, melanda negara itu dengan kecepatan hingga 310 km per jam, menewaskan 25 orang dan memaksa evakuasi lebih dari 345.000 orang.

Sementara itu, Taiwan berharap badai membawa hujan yang sangat dibutuhkan untuk meredakan kekeringan, dengan orang-orang menggunakan media sosial untuk menyambutnya. Namun, diperkirakan akan menyimpang dari Taiwan ke Pasifik, membawa hujan hanya ke bagian utara pulau itu akhir pekan ini. (Straitstimes/OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya