Dampak Pandemi, AirAsia Merugi Hingga Rp8,5 Triliun pada 2020

Insi Nantika Jelita
30/3/2021 17:58
Dampak Pandemi, AirAsia Merugi Hingga Rp8,5 Triliun pada 2020
Pesawat maskapai AirAsia yang terparkir di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.(AFP)

MASKAPAI penerbangan asal Malaysia, AirAsia Group, mencatat kerugian besar akibat badai pandemi covid-19. Diketahui, pandemi covid-19 membuat sebagian besar negara menerapkan kebijakan penguncian wilayah.

Perusahaan itu melaporkan kerugian sebesar RM2,44 miliar atau setara Rp8,5 triliun pada kuartal IV 2020. Angka kerugian meningkat drastis dari tahun sebelumnya. Pada 2019, AirAsia membukukan kerugian sebesar RM384,4 juta.

Pendapatan maskapai juga mengalami penurunan 92% menjadi RM267,4 juta. Menyusul adanya kebijakan pembatasan kapasitas penumpang yang menyusut hingga 88%. Pembatasan pintu internasional yang dilakukan Filipina dan Indonesia, juga menambah beban kerugian maskapai.

Baca juga: Terbang Perdana ke Padang, Air Asia Bagi Nasi Padang

"Sebagian besar kerugian untuk periode tersebut berkaitan dengan depresiasi (aset hak pakai) dan bunga atas kewajiban sewa sebesar RM654,2 juta," bunyi laporan AirAsia, Selasa (30/3).

AirAsia Group juga mencatat utang yang meningkat hampir tiga kali lipat. Dari periode 2019 sebesar RM428,9 juta, kemudian menjadi RM1,28 miliar pada akhir 2020. Grup AirAsia turut melaporkan adanya penurunan penumpang hingga 90%. 

Kepala Eksekutif AirAsia Group Tony Fernandes menyatakan pihaknya berharap agar terjadi pemulihan ekonomi dan pariwisata dalam dua tahun mendatang. Dia optimistis perjalanan udara internasional akan bergairah pada paruh awal 2021, karena vaksinasi covid-19 sudah berjalan.(CNA/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya