Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Puluhan Politisi Meksiko Tewas Jelang Pemilu

Nur Aivanni
05/3/2021 07:05
Puluhan Politisi Meksiko Tewas Jelang Pemilu
Para advokat dan migran Meksiko berdemonstrasi di pelabuhan penyeberangan San Ysidro, Tijuana, Baja, Selasa (19/1/2021).(Guillermo Arias / AFP)

PEMERINTAH Meksiko mengatakan sedikitnya 64 politisi telah dibunuh dalam enam bulan terakhir. Politisi di negara Amerika Latin itu, terutama di tingkat lokal, sering menjadi korban pertumpahan darah yang terkait dengan korupsi dan perdagangan narkoba bernilai miliaran dolar. Pemerintah mengatakan pihaknya akan meningkatkan keamanan bagi para kandidat menjelang pemungutan suara nasional, regional dan lokal pada 6 Juni.

"Kejahatan terorganisir dan kerah putih memiliki beragam tindakan untuk mempengaruhi pemilu ini, melalui strategi keterlibatan atau tekanan kekerasan," kata Menteri Keamanan Rosa Icela Rodriguez, Kamis (4/3).

Rodriguez mengatakan bahwa 73 kasus kekerasan politik telah tercatat antara September dan Februari, termasuk 64 pembunuhan.

"Kami sedang bekerja untuk mengekang peningkatan kejahatan ini karena organisasi kriminal berusaha untuk memperkuat operasi mereka melalui intimidasi dan meningkatkan pengaruh politik mereka," kata Rodriguez kepada wartawan.

Kejahatan paling umum yang menargetkan politisi adalah pembunuhan, penculikan, ancaman terhadap kerabat, pembakaran rumah dan pemerasan. Pada November, Florisel Rios, seorang walikota di negara bagian Veracruz, diculik dan dibunuh. Pada Januari, orang-orang bersenjata menembak mati seorang anggota kongres regional, Juan Antonio Acosta Cano, di negara bagian Guanajuato.

baca juga: Tewas Dalam Aksi, Gadis Myanmar Berpesan Ingin Donor Organ Tubuh

Bulan lalu, Leobardo Ramos Lazaro, seorang walikota di negara bagian Oaxaca, ditembak mati saat bepergian dengan truknya. Menurut perusahaan konsultan Etellekt, 153 politisi dibunuh selama kampanye berdarah untuk pemilu 2018, dan 90 persen kejahatan tersebut tetap tidak dihukum.

Lebih dari 300.000 orang telah dibunuh sejak pemerintah mengerahkan militer untuk memerangi perdagangan narkoba pada tahun 2006, menurut pihak berwenang sebagian besar pembunuhan tersebut terkait dengan kekerasan geng. (AFP/OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya