Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Aktivis Perempuan di Rusia Manfaatkan Hari Valentine untuk Berdemo

Adiyanto
15/2/2021 06:20
Aktivis Perempuan di Rusia Manfaatkan Hari Valentine untuk Berdemo
Para aktivis menyalakan senter ponsel mereka saat demo mendukung tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny di Saint Petesburg(Olga MALTSEVA / AFP)

RATUSAN perempuan bergandengan tangan membentuk rantai manusia di Moskow dan Saint Petersburg.  Memanfaatkan Hari Valentine, mereka berunjuk rasa untuk menyatakan dukungan bagi istri pemimpin oposisi Alexei Navalny yang ditahan pemerintah.

Sekitar 300 perempuan berkumpul di Arbat Street, di pusat kota bersejarah Moskow, sambil memegang pita putih panjang. Suhu dingin yang mencapai minus 13 derajat Celcius (8 derajat Fahrenheit), tidak menyurutkan langkah mereka.

Demonstrasi itu terjadi setelah pihak berwenang pekan lalu menghukum Navalny, kritikus Presiden Vladimir Putin yang paling vokal dan berpengaruh, hampir tiga tahun penjara dan menindak keras terhadap para pendukungnya.

Para aktivis perempuan mengatakan mereka ingin mengungkapkan solidaritas kepada istri Navalny Yulia dan perempuan lain yang menjadi korban penindasan. "Dengan membentuk rantai kami ingin menunjukkan bahwa kami mendukung cinta dan melawan kekerasan," kata Darya Obraztsova, seorang mahasiswa berusia 22 tahun, kepada AFP di Moskow.

"Para wanita muda yang sangat pemberani dan baik telah berkumpul di sini," katanya, menambahkan.

Di Kota Saint Petersburg, sekitar 100 perempuan juga menggelar di dekat monumen korban penindasan politik. Beberapa memegang bunga, sementara yang lain membacakan puisi karya Anna Akhmatova, salah satu penyair paling dicintai di Rusia.

"Hanya cinta yang dapat memenangkan kejahatan," kata Valeriya Stepanova yang berusia 25 tahun kepada AFP di Saint Petersburg.

Aksi demonstrasi mendukung oposisi yang dilakukan para perempuan Rusia ini (dengan membentuk rantai manusia) mirip dengan yang dilakukan para aktivis perempuan di negara tetangga, Belarusia.

Navalny ditangkap dan dipenjara setelah kembali ke Rusia bulan lalu setelah menjalani perawatan di Jerman karena keracunan zat saraf. Penahannya memicu protes luas di seluruh Rusia, yang telah mengakibatkan setidaknya 10.000 orang ditahan.

Leonid Volkov, yang menjadi tangan kanan Navalny, meminta warga Rusia untuk menggelar protes di pada Minggu malam, dengan menyalakan senter ponsel mereka selama 15 menit dan memposting foto aksi tersebut di media sosial.

Tim Navalny merilis foto dan video demo skala kecil yang berlangsung di Rusia timur dan Siberia pada Minggu pagi. Dalam video itu terlihat warga Rusia menyalakan senter, kembang api, dan lentera kecil.

Para pejabat menuduh oposisi bertindak atas perintah NATO dan memperingatkan siapa pun yang melanggar hukum akan ditindak. "Kami tidak akan main kucing-kucingan dengan siapa pun," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya