Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
AGEN real estat asal Texas yang merupakan massa pro-Presiden AMerika Serikat (AS) Donald Trump dan turut menyerang Gedung Capitol di Washington, awal Januari lalu, Jenna Ryan, mengaku tidak menyesal atas perbuatannya karena dia hanya mengikuti perintah petahana itu.
“Saya tidak merasa bersalah,” kata Ryan.
“Saya senang berada di sana karena saya menyaksikan sejarah. Dan saya tidak akan pernah memiliki kesempatan melakukannya lagi,” imbuhnya.
Ryan, terbang ke Washington dengan jet pribadi untuk melakukan perjalanan solidaritas bagi Trump.
Baca juga: FBI Periksa Ribuan Personel Militer Jaga Pelantikan Biden
"Presiden Trump meminta kami berada di DC pada 6 Januari," ungkapnya.
"Jadi, inilah cara kami pergi dan menghentikan kecurangan," tambahnya.
Ryan kemudian meninggalkan jejak unggahan di media sosial yang mendokumentasikan partisipasinya dalam penyerangan itu, termasuk gambar di samping jendela yang pecah.
"Kami bersenjata dan berbahaya. Ini baru permulaan,” ujar video tersebut.
Streaming langsung Facebook menunjukkan Ryan memasuki Capitol, mempromosikan bisnis real estatnya dan berkata,
"Kita akan masuk ke sini. Hidup atau mati."
Dia kini menghadapi tuduhan perilaku tidak tertib dan sengaja memasuki area terlarang.
Lima orang tewas akibat serangan itu, termasuk seorang petugas polisi yang berhadapan dengan pendukung Trump.
Ryan mengatakan meskipun ikut bergabung dengan massa yang masuk ke Capitol, namun dia tidak menganjurkan agresi.
“Saya tidak menyerbu untuk membunuh orang. Yang saya maksud, hidup atau mati adalah jika seseorang membunuh saya, saya akan membela kebenaran saya, bahkan jika seseorang membunuh saya,” tuturnya.
Seperti anggota gerombolan lainnya, Ryan telah meminta pengampunan dari Trump. Tidak jelas apakah Trump akan memasukkan salah satu perusuh di Capitol dalam daftar sekitar 100 orang yang dia rencanakan untuk diampuni pada hari-hari terakhirnya di kantor.
Trump bertemu dengan penasihat Gedung Putih, termasuk putrinya Ivanka Trump dan menantu laki-laki Jared Kushner, untuk menyelesaikan daftar penerima pengampunan.
Ryan mengatakan dia tidak akan menentang Trump jika tidak ada pengampunan yang diberikan.
“Saya akan mendukungnya apa pun yang dia lakukan,” tandasnya. (The Guardian/OL-1)
Penggunaan senjata hanya diizinkan sebagai langkah terakhir dan terbatas pada situasi ancaman kematian atau cedera serius.
Presiden AS Donald Trump ancam kerahkan pasukan ke Baltimore, memicu ketegangan dengan Gubernur Maryland dari Partai Demokrat, Wes Moore.
Presiden AS Donald Trump mengirim pesan dukungan kepada Ukraina yang merayakan Hari Kemerdekaan ke-34.
Di momen tersebut, Trump juga menyinggung soal surga. Dia menyebut keinginannya untuk bisa masuk ke sana jika berhasil membawa perdamaian di Eropa Timur.
Pada akhir 1990-an, dia menilai ada perbedaan antara percaya kepada Tuhan dan agama yang terorganisasi.
Dalam wawancara terbaru dari penjara, Ghislaine Maxwell membantah keterlibatan Donald Trump dan Bill Clinton dalam kasus Jeffrey Epstein.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved