Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
ANGGOTA Kepolisian Rusia menangkap kritikus terkemuka Kremlin, Alexei Navalny, setibanya di Moskow pada Minggu (17/1) setelah kembali dari Jerman untuk pertama kalinya sejak diracun bulan lalu, sehingga memicu konflik politik dengan negara Barat.
Langkah, yang akan membuat Navalny mendekam 3,5 tahun di penjara atas tuduhan pelanggaran vonis penjara yang ditangguhkan. Ia dianggap berpotensi menyulut kembali tekanan politik terhadap negara Barat untuk memperketat sanksi terhadap Rusia, terutama untuk proyek pembangunan saluran pipa gas alam dari Rusia ke Jerman senilai 11,6 miliar dolar AS.
Dalam sebuah kasus yang banyak menyita perhatian internasional, Navalny diracun pada musim panas lalu. Berdasarkan pengujian militer Jerman, Navalny diracun dengan zat saraf Novichok. Namun kejadian itu dibantah oleh Kremlin. Navalny akhirnya pulih di Jerman dan setelah pekan lalu menuturkan rencananya untuk pulang ke tanah air, dinas penjara moskow (FSIN) mengatakan akan melalukan apa pun untuk menangkapnya begitu ia tiba. Polisi Rusia menuduhnya melanggar vonis penjara yang ditangguhkan terkait penggelapan. Navalny membantah bahwa kasus 2014 itu adalah sebuah rekayasa.
Politisi oposisi berusia 44 tahun itu menanggapinya dengan tawaan dan candaan bersama awak media di pesawat soal Rusia akan memenjarakan dia. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak takut dan tidak yakin bakal ditangkap.
Namun saat tiba di Moskow, empat polisi bermasker meminta Navalny untuk ikut bersamanya ke tempat pengecekan paspor di bandara Sheremetyevo Moskow, sebelum dirinya resmi
memasuki Rusia. Mereka tidak menjelaskan alasannya. Navalnyusai mencium pipi istrinya, Yulia, pergi bersama para polisi.
Pendukung Navalny menyebutkan bahwa menjebloskan ke penjara salah satu kritikus dalam negeri paling terkemuka, Presiden Vladmir Putin dapat mengubah Navalny menjadi tokoh seperti Nelson Mandela sekaligus simbol perlawanan terhadap Kremlin yang semakin populer .
baca juga: Kritikus Kremlin Alexei Navalny akan Pulang ke Rusia
Para sekutu Putin menunjuk jajak pendapat, yang memperlihatkan bahwa pemimpin Rusia itu jauh lebih populer daripada Navalny, yang mereka sebut sebagai blogger ketimbang politisi.
"Saya tidak takut. Saya tahu bahwa saya benar. Saya tahu, semua kasus kriminal terhadap saya hanyalah rekayasa," kata Navalny sebelum dipenjara.
Navalny juga mengungkapkan bahwa Putin di balik insiden peracunan dirinya. Namun, Kremlin membantah keterlibatan apa pun dan menyebutkan tidak ada bukti bahwa dirinya diracun. (Ant/OL-3)
Donald Trump dan Vladimir Putin akan bertemu di Anchorage, Alaska, untuk membahas peluang kesepakatan damai.
Pangkalan Militer Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Kanada, yang dianggap memenuhi standar keamanan pertemuan Trump-Putin.
Presiden Zelensky menegaskan tidak akan menerima usulan Rusia serahkan wilayah Donbas demi gencatan senjata.
Donald Trump akan berupaya mengembalikan sebagian wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia, saat bertemu dengan Vladimir Putin di Alaska, Jumat.
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (9/8) menegaskan setiap keputusan yang diambil tanpa melibatkan Ukraina tidak akan membawa perdamaian.
Zelensky mengatakan Ukraina siap untuk keputusan nyata yang dapat membawa perdamaian, dan itu haruslah perdamaian yang bermartabat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved