Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dunia Sindir Demokrasi di AS

Adiyanto
07/1/2021 13:52
Dunia Sindir Demokrasi di AS
Pendukung Trump berhadapan dengan aparat sebelum menyerbu Gedung Capitol(Olivier DOULIERY / AFP)

AMERIKA Serikat yang mendaku sebagai negara paling demokratis, tercoreng.  Sejumlah media internasional,  melaporkan kerusuhan memalukan yang terjadi di US Capitol oleh pendukung Donald, pada hari ini (Kamis, 7/1)  di halaman utama mereka.  Beberapa judul yang ditampilkan antara lain "Trump membakar Washington", "Demokrasi di Bawah Kepungan", dan "Kudeta Gila".

Sebagian besar pers internasional itu menyalahkan langsung presiden yang baru kalah dalam pemilu lalu itu dan menuduhnya telah mendukung kekerasan.

Tajuk utama The Times di Inggris,  menulis “Pendukung Trump menghantam jantung demokrasi Amerika.”  Harian itu juga menulis, Demokrat dan Republik sama-sama memakai masker gas dan berlindung di bawah meja, dan para staf bersembunyi di kantor.

The Daily Telegraph dalam headline-nya bertajuk "Demokrasi dalam Kepungan",  menulis adegan kekerasan dan kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Washington ketika gerombolan pendukung Trump menyerbu Capitol.

Menurut The Guardian, peristiwa ini merupakan tantangan paling dramatis bagi sistem demokrasi AS sejak perang saudara.

Hari memalukan

“Chaos” dan “Memalukan” adalah kata-kata yang muncul berulang kali di surat kabar utama Eropa untuk menggambarkan peristiwa di Gedung Capitol tersebut.

Surat kabar Die Welt  dalam editorial yang ditulis korespondennya Clemens Wergin menyebut peristiwa itu  sebagai hari memalukan bagi demokrasi Amerika.

"AS telah mengalami kudeta kekerasan tentatif pertamanya", tulisnya. Ia menyebut presiden (Trump) beserta kebohongannya, dan Partai Republik yang tidak berdaya, bertanggung jawab secara politik atas peristiwa tersebut.

Deutsche Zeitung,  bahkan menyebut peristiwa itu dengan judul "Kudeta Gila”. Harian Jerman itu melukiskan rasa malu Washington, sementara di Spanyol, El Pais menulis bahwa Trump telah mendorong kekacauan.

Harian Italia La Repubblica  menganalogikan kejadian di AS dengan naiknya diktator Italia Benito Mussolini ke tampuk kekuasaan pada 1920-an.

“Seluruh Amerika  menyaksikan dengan ngeri saat padanan The March on Rome (naiknya Mussolini sebagai pemipin fasis Italia) berlangsung di Washington melalui siaran langsung televisi.  Invasi Capitol, merupakan serangan terhadap kesakralan demokrasi itu sendiri,”  tulis harian itu.

"Trump: a strategy of chaos" menjadi judul di halaman depan harian Liberation di Prancis.  Laporan itu diperkuat artikelm lainnya di halaman dalam dengan judul "Trump membakar Washington."

"Serangan Donald Trump terhadap demokrasi Amerika menjadi konkret. Para pendukungnya yang sangat marah karena dipicu pidatonya, berhasil masuk ke Capitol," tulis artikel itu.

"Amerika Serikat telah jatuh seperti halnya negara-negara Amerika Latin",  ejek harian O Globo, Brasil.

"Sasarannya adalah Capitol, bukan Menara Kembar, tapi ini juga terorisme," tulis Eliane Cantan de di O Estado de S. Paulo, surat kabar Brasil lainnya. "Terorisme domestik terhadap Capitol, api dikobarkan oleh Presiden Donald Trump sendiri."

Harian Mesir Al-Ahram menulis peristiwa tersebut menunjukkan anjloknya nilai-nilai yang terus-menerus dicoba untuk diekspor AS ke seluruh dunia dan digunakan sebagai alasan untuk ikut campur dalam urusan negara lain. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya