Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kasus Covid-19 Meningkat, Thailand Gelar Tes Covid-19 Massal

Atikah Ishmah Winahyu
21/12/2020 22:28
Kasus Covid-19 Meningkat, Thailand Gelar Tes Covid-19 Massal
Warga Thailand ante untuk melakukan tes Covid-19(AFP/Jack taylor)

THAILAND kini tengah melakukan testing covid-19 pada puluhan ribu warganya setelah wabah di pasar udang menimbulkan lonjakan kasus terbesar di negara tersebut.

Sejauh ini, 821 infeksi yang sebagian besar merupakan pekerja migran, berhubungan dengan pasar di Samut Sakhon, tempat virus korona terdeteksi akhir pekan lalu. Beberapa kasus telah dilaporkan di tempat lain, termasuk di Bangkok, yang berjarak 45 km melalui jalan darat.

Perdana Menteri Prayut Chan-ocha mengatakan, virus itu terkendali tetapi mengimbau masyarakat untuk memakai masker dan menerapkan jarak sosial.

“Kita harus segera menghentikan siklus epidemi. Kita sudah berpengalaman menanganinya, ”tulisnya dalam postingan di Facebook.

Pada Sabtu, Thailand mencatat lebih dari 500 kasus positif yang merupakan penambahan tertinggi di negara itu. Jumlah kasus diperkirakan akan terus meningkat karena pengujian ekstensif.

Sejauh ini Thailand telah berhasil menahan penyebaran covid-19 dengan kurang dari 5.300 kasus dan total 60 kematian sejak dimulainya pandemi. Kehidupan di negara itu sebagian besar telah kembali normal, meskipun pembatasan masuk yang ketat telah membuat industri pariwisata, yang sangat penting bagi perekonomian, terhenti.

Klaster baru di Thailand berpusat di pasar Udang Tengah, salah satu yang terbesar di Thailand, yang bergantung pada pekerja migran berupah rendah dari Myanmar, di mana virus belum dapat dikendalikan. Myanmar telah melaporkan lebih dari 115 ribu kasus, dan 2.424 kematian.

Pada Minggu, antrean panjang warga yang kebanyakan merupakan migran, menunggu giliran untuk melakukan tes usap. Sementara itu kawat berduri memblokir akses ke pasar dan akomodasi terdekat, tempat para pekerja tinggal dalam kondisi ramai.

Samut Sakhon telah dikunci selama dua minggu dan menerapkan jam malam, sementara pusat perbelanjaan, bioskop, spa dan tempat hiburan lainnya telah ditutup.

Baca juga : Korea Selatan Catat Angka Kematian Tertinggi Covid-19

“Hari ini hanyalah (testing) tahap pertama,” Kiattiphum Wongrajit, sekretaris tetap kementerian, mengatakan dalam konferensi pers pada Minggu.

Dia menuturkan, testing lebih lanjut akan menunjukkan lebih banyak infeksi.

Sejauh ini, 90% orang yang dites positif tidak menunjukkan gejala. Pihak berwenang berencana menguji 40 ribu orang yang diprioritaskan pada pekerja migran.

Selama beberapa pekan terakhir, sekelompok kasus terpisah yang lebih kecil telah muncul, terkait dengan orang-orang yang bepergian secara tidak resmi di perbatasan yang tak terjaga dengan Myanmar.. Siapa pun yang memasuki Thailand harus dikarantina di fasilitas yang ditentukan selama 14 hari, dan menjalani beberapa tes covid-19.

Tindakan juga telah ditingkatkan di ibu kota. Sekolah-sekolah di tiga distrik di Bangkok yang berbatasan dengan provinsi Samut Sakhon telah ditutup hingga 4 Januari 2021 sebagai tindakan pencegahan. Di seluruh Bangkok, perusahaan didesak untuk mengizinkan stafnya bekerja dari rumah jika memungkinkan, sementara masyarakat disarankan untuk menghindari pertemuan besar.

Aturan yang lebih ketat untuk Tahun Baru telah diumumkan, dengan penyelenggara perayaan diminta untuk meminta izin resmi sebelum mengadakan pertemuan. Administrasi Metropolitan Bangkok telah membatalkan acara hitung mundur dan nyanyian doa pada Malam Tahun Baru.

Tempat hiburan dan restoran telah diingatkan untuk mengamati jarak sosial, sementara batasan jumlah penggemar yang dapat menghadiri pertandingan tinju telah ditetapkan.

Thailand adalah negara terbaru yang mencatat wabah di antara komunitas pekerja migran. Awal tahun ini, virus menyebar dengan cepat di dalam asrama pekerja migran yang penuh sesak di Singapura, sementara, baru-baru ini, Malaysia berjuang untuk mengendalikan wabah di antara para migran yang bekerja di pabrik sarung tangan medisnya.

Pekerja di pabrik sarung tangan Malaysia, yang telah bekerja keras selama berjam-jam untuk memasok sarung tangan pelindung ke negara-negara di seluruh dunia, sebelumnya mengeluhkan kurangnya jarak sosial. (The Guardian/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya