Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Keluarga Ceritakan Saat Terakhir Remaja Palestina sebelum Tewas

Mediaindonesia.com
07/12/2020 22:42
Keluarga Ceritakan Saat Terakhir Remaja Palestina sebelum Tewas
.(AFP/Abbas Momani)

SETELAH bangun pada Jumat (4/12), pas saat dia berusia 15 tahun, Ali Ayman Nasr Abu Aliya dari Palestina memberi tahu ibunya, Nihad, bahwa dia mengharapkan kejutan ulang tahun. Nihad mengatakan dia telah merencanakan untuk menyajikan maqluba, hidangan nasi dan domba tradisional, saat pesta nanti dan menyiapkan hadiahnya, termasuk sepasang sepatu baru.

Namun pada sore hari, Aliya ditembak dan dibunuh dalam bentrokan dengan pasukan Israel di desanya di Mughayir, tepat di utara Ramallah di Tepi Barat yang diduduki. Sambil memegang tasbih, ayah Aliya, Ayman, mengatakan kepada AFP bahwa dia ingat saat dia mendengar suara tembakan.

"Saya melihat sekeliling tetapi Ali tidak ada di sini," katanya. Tentara Israel awalnya mengatakan pasukannya tidak menggunakan peluru tajam dalam insiden itu.

Menanggapi pertanyaan AFP pada Senin (7/12), militer Israel mengatakan bahwa untuk menekan kerusuhan dengan kekerasan, pihaknya telah menggunakan cara pembubaran kerusuhan, termasuk peluru kaliber 0,22. Saksi mata mengatakan Aliya turut melempar batu.

Karena itu, Mughayir telah berduka sejak akhir pekan. Poster-poster di berbagai tempat menjadi tanda masyarakat setempat menghormati anak berusia 15 tahun itu sebagai syuhada dan pahlawan.

Baca juga: Remaja Palestina Tewas dalam Bentrokan dengan Tentara Israel

Penggemar Real Madrid

Nihad, Ayman, kerabat, dan teman yang berduka menceritakan kepada AFP tentang jam-jam terakhir dari seorang pemuda yang digambarkan sebagai orang cerdas, pelajar luar biasa, baik hati, suka membantu, dan penggemar Real Madrid.

Di hari ulang tahunnya yang terakhir, dia bangun pukul 5.00 pagi. Kakeknya, Nasser, seorang pria pendek yang memakai keffiyeh, telah memintanya membawakan makanan untuk seorang paman yang menjaga ternak di kejauhan. Nasser mengatakan keluarganya telah merumput di Mughayir, desa dengan sekitar 4.000 orang, sejak Tuhan menciptakan Bumi.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari 1967. Protes Jumat sore terhadap pendudukan merupakan acara hampir mingguan di wilayah Palestina, tetapi intensitasnya bervariasi.

Warga Palestina di desa tersebut saat ini sedang berkonflik dengan segelintir warga Israel yang telah mendirikan yang disebut permukiman kucing liar di dekatnya. Semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dianggap ilegal oleh sebagian besar komunitas internasional.

Israel telah mengakui beberapa sebagai komunitas legal, terutama komunitas populasi tinggi di dekat Yerusalem. Tetapi negara Yahudi umumnya tidak mengakui permukiman liar, sering kali didirikan oleh beberapa nasionalis religius garis keras yang memasang struktur dasar di wilayah Palestina.

Pada Jumat itu, pasukan Israel ditempatkan di pintu keluar Mughayir, berusaha untuk mencegah orang-orang Palestina menghadapi para pemukim yang mereka tuduh mencoba merebut tanah Palestina.

Perutku

Tentara Israel mengatakan puluhan perusuh melemparkan batu ke petugas keamanan dan berusaha menggulingkan batu besar dan membakar ban dari punggung bukit di atas jalan Alon. Ini dianggap mereka dapat membahayakan nyawa pengendara.

Pasukan menanggapi dengan cara pembubaran kerusuhan, termasuk menggunakan peluru Ruger kaliber 0,22. Beberapa saksi mata mengatakan ada sekitar selusin personel keamanan di tempat kejadian dan sekitar 30 warga Palestina.

"Ini pertama kalinya (Ali) (ikut protes)," kata Ayman. Saksi mata mengatakan Aliya juga telah melempar batu. Teman sekelasnya, Nael Ahmed, 14, mengatakan kepada AFP bahwa dia berada beberapa meter dari Aliya saat terkena tembakan fatal.

"Tiba-tiba dia meneriakkan banti (perutku dalam bahasa Arab) dan kemudian pingsan," kata Ahmed. Rekaman smartphone dari para saksi yang dilihat AFP menunjukkan Aliya terbaring di bangku, dengan luka hitam dan merah di atas pusarnya, ketika orang-orang di sekitarnya memintanya untuk tetap sadar.

Bersama di rumah sakit

Remaja yang terluka itu pertama kali dilarikan ke desa terdekat, Turmus Ayya. "Ketika saya melihat mobilnya melaju kencang, saya berkata pada diri saya sendiri, 'itu salah satu anak saya,'" kenang Ayman.

Selanjutnya remaja tersebut dibawa ke rumah sakit di Ramallah, sekitar 20 kilometer jauhnya. "Saya bersamanya di rumah sakit. Saya berharap dia akan selamat," kata Ayman.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan Aliya meninggal setelah ditembak dengan peluru tajam di perut. Otoritas Palestina mengutuk penembakan itu sebagai pembunuhan berdarah dingin.

Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa sama-sama menyesalkan insiden tersebut dan menyerukan penyelidikan. Tentara Israel mengatakan penyelidikan polisi militer telah diluncurkan dan temuan akan diperiksa oleh Advokat Militer. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik