Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Penasihat Khusus Donald Trump Mundur

Atikah Ishmah Winahyu
01/12/2020 11:56
Penasihat Khusus Donald Trump Mundur
Penasihan khusus Presiden AS Donald Trump, Scott Atlas(AFP/SAUL LOEB)

SEORANG pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa Scott Atlas mengundurkan diri sebagai penasihat khusus untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, setelah empat bulan menjadi kontroversi karena menyerang langkah-langkah kesehatan masyarakat berbasis sains dan berulang kali bentrok dengan anggota gugus tugas covid-19.

"Saya mengundurkan diri dari posisi saya sebagai Penasihat Khusus Presiden Amerika Serikat," kata Atlas dalam sebuah surat kepada Trump tertanggal 1 Desember 2020.

Atlas kemudian mengonfirmasi pengunduran dirinya dalam sebuah cicitan.

Baca juga: Dua Vaksin Covid-19 Akan Tersedia di AS Sebelum Natal

Atlas adalah seorang neuroradiolog dan rekan di Institut Hoover sayap kanan Stanford, tempat dia bekerja di bidang kebijakan perawatan kesehatan.

Dia tidak memiliki keahlian atau pengalaman dalam penyakit menular atau epidemiologi, namun tetap dipilih Trump untuk memberi nasihat kepada presiden tentang pandemi covid-19.

Atlas bergabung dengan Gedung Putih pada musim panas ini. Dia kemudian bentrok dengan ilmuwan pemerintah terkemuka, termasuk Anthony Fauci dan Deborah Birx, karena menolak upaya yang lebih kuat untuk mengatasi pandemi.

Atlas menyerang upaya kesehatan masyarakat seperti menggunakan masker, perintah tinggal di rumah, dan menjaga jarak.

Dia meminta penduduk Michigan untuk bangkit melawan pembatasan yang diberlakukan Gubernur Gretchen Whitmer.

Atlas berulang kali meremehkan ancaman covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 265 ribu orang Amerika. Dia juga mengangkat gagasan bahwa AS harus mencapai herd immunity, yang disebut strategi yang mungkin akan mengakibatkan jutaan kematian, dan berulang kali ditegur oleh pakar kesehatan masyarakat dan penyakit menular.

Aksi Atlas juga membuat pihak Stanford mengeluarkan pernyataan bahwa dia tidak konsisten dengan pendekatan kampus menanggapi pandemi.

“Kami mendukung penggunaan masker, jarak sosial, dan melakukan pengawasan dan pengujian diagnostik,” kata pihak kampus pada 16 November.

“Kami juga percaya akan pentingnya mengikuti panduan dari otoritas kesehatan lokal dan negara bagian secara ketat,” lanjut universitas itu

Atlas telah menuai kritikan tajam dari para ahli kesehatan masyarakat, termasuk Fauci, ahli penyakit menular terkemuka AS, karena memberi Trump informasi yang menyesatkan atau tidak benar tentang pandemi covid-19.

Dia telah meremehkan pentingnya penggunaan masker dan bulan ini mengatakan bahwa lockdown gagal menghentikan penyebaran virus.

Pengunduran diri Atlas dilakukan ketika negara itu menghadapi lonjakan kasus covid-19 yang mematikan dan mememiliki pasien rawat inap tertinggi.

AS, saat ini, melaporkan lebih dari 100 ribu kasus baru covid-19 setiap hari. (The Guardian/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya