Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
ASTRAZENECA mengakui pihaknya membutuhkan uji coba global tambahan untuk menilai kemanjuran vaksin covid-19 yang mereka kembangkan, setelah muncul kekhawatiran terkait efektivitas suntikannya.
Kepala eksekutif perusahaan tersebut Pascal Soriot menuturkan studi tambahan akan dijalankan untuk mengevaluasi dosis yang lebih rendah yang menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada dosis penuh dalam studi AstraZeneca.
"Sekarang kami telah menemukan mana yang sepertinya memberikan kemanjuran yang lebih baik. Kami harus memvalidasi ini, jadi kami perlu melakukan studi tambahan," kata Soriot.
Baca juga: Inggris Minta Vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca Dievaluasi
Soriot mengatakan ini mungkin akan menjadi penelitian internasional lainnya tapi uji coba kali diperkirakan bisa berlangsung lebih cepat.
“Karena kami tahu kemanjurannya tinggi, jadi kami membutuhkan jumlah pasien yang lebih sedikit,” imbuhnya.
Kabar ini muncul saat AstraZeneca, yang bekerja sama dengan Universitas Oxford, menuai pertanyaan besar tentang tingkat keberhasilan mereka.
Beberapa ahli mengatakan hal itu dapat menghalangi peluangnya untuk mendapatkan persetujuan cepat dari regulator di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Beberapa ilmuwan telah meragukan kekuatan hasil yang dirilis pada Senin (23/11) yang menunjukkan vaksin eksperimental 90% efektif pada subkelompok peserta uji coba yang menerima setengah dosis diikuti dosis penuh. (Aljazeera/OL-1)
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Kemenkes dan AstraZeneca dalam penanganan penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis.
TEMA Hari Asma Sedunia 2025 yaitu Jadikan Perawatan Inhalasi Dapat Diakses oleh SEMUA ORANG! (Make Inhaled Treatments Accessible for ALL!).
Setiap tahun program BPTW melakukan penilaian terhadap berbagai organisasi lokal dan multinasional di Indonesia untuk memperkuat budaya tempat kerja.
Melalui upaya kolaboratif untuk meningkatkan pengelolaan asma diharapkan dapat mengurangi serangan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Isu efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Ia mengatakan peringatan soal efek sampik dari roduk vaksin itu sudah diumumkan sejak 2021.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi kehebohan soal efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Menurut Budi, efek samping vaksin tersebut telah diketahui sejak lama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved