Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cinta Palestina untuk Maradona

Mediaindonesia.com
26/11/2020 14:12
Cinta Palestina untuk Maradona
.(DOK Twitter Kenya Palestine)

PESEPAK bola terhebat abad ke-20, Diego Armando Maradona, meninggal di San Andres, Argentina, pada usia 60 tahun. Asosiasi Sepak Bola Argentina melaporkan bahwa penyebab kematiannya yakni serangan jantung. Banyak yang berdukacita atas kepergiannya, termasuk rakyat Palestina.

Maradona telah bergelut dengan berbagai krisis kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Kabar terakhir pada awal bulan ini ketika dia diketahui menderita pendarahan otak. Penggemar Maradona di seluruh dunia mengungkapkan keterkejutan dan kesedihan yang mendalam atas kepergiannya, tak terkecuali rakyat Palestina.

Namun, bagi penggemar sepak bola Palestina, Maradona mewakili lebih dari sekadar pemain, bisa dibilang yang terbaik di dunia. Dia adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. “Di Palestina, Anda tidak bisa membenci Maradona. Satu-satunya pilihan Anda adalah mencintainya dan Anda tidak boleh memiliki opini negatif tentang dia," kata jurnalis Palestina dan editor The Palestine Chronicle Ramzy Baroud.

"Maradona mengilhami sesuatu dalam diri kami sebagai kolektif yakni seorang pria bertubuh kecil, dari latar belakang yang sangat miskin, berkulit cokelat seperti kami, berapi-api seperti kami, dan bersemangat seperti kami, membuat jalannya ke puncak dunia. Bagi kami, ini bukan tentang sepak bola atau olahraga. Itu tentang harapan. Rasanya seolah-olah segalanya mungkin. "

"Anda hanya bisa membayangkan kegembiraan kami ketika kami mengetahui bahwa Maradona peduli kepada Palestina dan membuat banyak gerakan untuk mendukung perjuangan kami. Sukacita kami lengkap. Memang, sampai akhir, dia mengambil sikap moral untuk Palestina, menegaskan, sekali lagi, pada Juli 2018 bahwa 'Dalam hati, saya adalah orang Palestina,'" tambah Baroud.

Pernyataan solidaritas tersebut kemudian dikomunikasikan kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas. Namun, ini bukan satu-satunya contoh Maradona bersuara lantang dalam mendukung perjuangan Palestina.

Misalnya, pada 2012 Maradona menggambarkan dirinya sebagai penggemar nomor satu rakyat Palestina. "Saya menghormati mereka dan bersimpati dengan mereka," katanya saat itu.

Selama perang Israel di Gaza pada musim panas 2014, Maradona mengungkapkan kemarahannya. "Apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina sangat memalukan," ujarnya.

Di tahun yang sama, laporan media berbicara tentang negosiasi antara Asosiasi Sepak Bola Palestina dan legenda sepak bola Argentina yang dikabarkan menjadi pelatih tim nasional Palestina selama Piala Asia AFC 2015.

"Tumbuh di Gaza, kami mencintai Maradona. Faktanya, secara pribadi, saya mencintai dan bermain sepak bola karena dia. Setiap kali dia bermain, baik untuk Argentina, Napoli, atau tim lain, kami akan menjatuhkan segalanya dan berkumpul di depan televisi hitam putih kami untuk menonton dia bermain," kata Baroud.

"Di Palestina, kami berbagi perjuangan semua orang yang tertindas dan kelas pekerja di mana-mana. Pada gilirannya, kami berkata, 'Di hati kolektif Palestina kami, kami adalah orang Argentina, kami adalah orang Amerika Selatan," tambah Baroud.

"Terima kasih, Maradona. Anda akan selamanya mewakili sesuatu yang indah dalam diri kita semua." (Palestine Chronicle/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya