Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Inggris Catat Rekor Lebih dari 50 Ribu Kematian Akibat Covid-19

Faustinus Nua
12/11/2020 07:37
Inggris Catat Rekor Lebih dari 50 Ribu Kematian Akibat Covid-19
Suasana di Inggris usai diberlakukan kembali kebijakan lockdown(AFP/OLI SCARFF)

INGGRIS mencapai tonggak sejarah yang suram dalam pertempurannya melawan pandemi covid-19 ketika pada Rabu (11/11), jumlah kematian resmi melewati 50.000.

Jumlah kematian di negeri Ratu Elisabeth itu lebih tinggi daripada negara-negara lain di Eropa dan menjadi jumlah korban meninggal terbanyak kelima setelah Amerika Serikat, Brasil, India, dan Meksiko.

Perdana Menteri Boris Johnson mengakui Inggris belum keluar dari masalah covid-19. Bahkan ketika Pfizer minggu ini mengumumkan bahwa data awal menunjukkan vaksin eksperimentalnya lebih dari 90% efektif.

"Setiap kematian adalah tragedi dan kami berduka atas semua orang yang pergi," kata Johnson.

Baca juga: Menlu Inggris Lakukan Isolasi Mandiri

Dia telah memerintahkan Inggris kembali melakukan lockdown nasional selama sebulan di tengah kekhawatiran gelombang kedua infeksi dapat membanjiri layanan kesehatan. Tetapi Johnson dikritik oleh lawan politik karena bergerak terlalu lambat untuk lockdown nasional kedua hingga kekurangan peralatan pelindung pribadi dan gagal melindungi orang tua di panti jompo.

Pada awal pandemi, kepala penasihat ilmiah pemerintah, Patrick Vallance, mengatakan menjaga jumlah korban tewas di bawah 20.000 akan menjadi hasil yang baik. Namun, saat ini, angka-angka terus menunjukan peningkatan yang signifikan.

Sebanyak 22.950 orang dinyatakan positif covid-19 pada hari Rabu (11/11), naik dari 20.412 sehari sebelumnya.

"Sayangnya tren kenaikan kemungkinan akan berlanjut dan akan membutuhkan beberapa minggu sebelum dampak dari tindakan saat ini dan pengorbanan yang kita semua lakukan terlihat dan tercermin dalam data," ucap Direktur Medis Kesehatan Masyarakat Inggris Yvonne Doyle.(CNA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik