Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Kemenangan Biden Buka Pintu untuk Hubungan Tiongkok-AS

Faustinus Nua
09/11/2020 10:53
Kemenangan Biden Buka Pintu untuk Hubungan Tiongkok-AS
Presiden terpilih AS Joe Biden(AFP/Andrew Harnik)

MEDIA pemerintah Tiongkok memberikan nada optimistis, Senin (9/11), dalam editorial terhadap kemenangan kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden dalam Pemilu AS. Hubungan kedua negara dapat dipulihkan ke keadaan yang lebih dapat diprediksi dan dapat dimulai dengan perdagangan.

Surat kabar yang didukung pemerintah, The Global Times, mengatakan Beijing harus bekerja untuk berkomunikasi dengan tim Biden sebaik mungkin. Meski mengakui AS tidak mungkin mengurangi tekanan terhadap Tiongkok pada masalah-masalah seperti Xinjiang dan Hong Kong.

Pemerintahan Trump dengan sengaja menciptakan ketegangan dalam hubungan Tiongkok-AS. Terutama setelah mengadopsi strategi kampanye untuk menekan Tiongkok, yang menyebabkan "gelembung" terjadi dalam kebijakan AS-Tiongkok, katanya.

Baca juga: Arab Saudi Ucapkan Selamat untuk Biden

"Kami yakin bisa meletuskan gelembung-gelembung itu," katanya. "Ini adalah kepentingan bersama dari orang-orang dari kedua negara dan komunitas internasional bahwa hubungan Tiongkok-AS menjadi lebih mudah dan terkendali."

The Global Times adalah tabloid yang diterbitkan People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa, tetapi tidak berbicara atas nama partai dan pemerintah.

Surat kabar China Daily mengatakan dalam tajuk rencana terpisah itu "jelas" meningkatkan hubungan dengan Tiongkok bisa dimulai dari perdagangan, dan menghidupkan kembali pembicaraan perdagangan sangat penting untuk memulihkan beberapa pemahaman dan kepercayaan dalam hubungan Tiongkok-AS.

"Ini adalah salah satu utas terakhir yang menghubungkan kedua belah pihak. Perlu dicatat bahwa baik Beijing maupun Washington tidak memberanikan diri untuk membatalkan apa yang disebut kesepakatan fase satu yang mereka negosiasikan dengan susah payah," kata China Daily, surat kabar resmi berbahasa Inggris negara itu.

Ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia telah meningkat selama setahun terakhir, mengguncang rantai pasokan teknologi dan hubungan perdagangan, serta memicu kekhawatiran bahwa perang finansial antara kedua negara dapat terjadi.

Tekanan AS, bersama dengan pandemi global, telah menempatkan Tiongkok pada misi untuk mengurangi ketergantungannya pada pasar luar negeri dan teknologi untuk pembangunan ekonominya. Hal itu sebagai bagian dari model pertumbuhan "sirkulasi ganda" baru untuk mengarahkan ekonominya.

"Tiongkok  harus menjadi negara yang tidak dapat ditekan atau didestabilisasi oleh AS dan menjadikan kerja sama dengan China sebagai pilihan terbaik bagi AS untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya," tambah Global Times. (CNA/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya