Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Biden dan Trump Saling Klaim Unggul

Faustinus Nua
05/11/2020 02:52
Biden dan Trump Saling Klaim Unggul
Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden (kiri), dan petahana Donald Trump dari Partai Republik (kanan)(AFP/ANGELA WEISS/MANDEL NGAN)

DONALD Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, kemarin bertarung memperebutkan suara warga Amerika Serikat dalam Pemilihan Presiden AS 2020. Hasil di sejumlah negara bagian yang penting akan menjadi penentu tentang siapa yang akan maju ke Gedung Putih.

Hingga pukul 22.00 WIB, Biden berhasil meraih 238 suara elektoral dan Trump 213. Mereka masing-masing harus mendapat 270 suara elektoral agar terpilih sebagai presiden. Untuk suara nasional, Biden juga unggul tipis dari Trump.

Seusai menang di Florida dan Texas, Trump melakukan jumpa pers dan mengklaim kemenangan dini. “Sejauh yang saya ketahui, kami sudah menang,” tegas Trump kepada pers di Ruang Timur Gedung Putih.

Tidak hanya itu, Trump mengatakan akan mempersengketakan masalah penghitungan suara ke Mahkamah Agung dengan alasan terjadi kecurangan. “Ini ialah penipuan pada publik Amerika. Kami ingin semua pemungutan suara dihentikan setelah TPS ditutup,” katanya.

Pernyataan itu datang beberapa jam setelah Biden berterima kasih kepada para pendukungnya dan mengatakan yakin akan menang melawan Trump. Biden antara lain mampu menguasai Arizona. “Terus semangat teman-teman, kita akan memenangi ini,” ujar Biden.

Kubu Demokrat kemungkinan juga akan terus menguasai DPR AS meski beberapa kursi berhasil direbut oleh Partai Republik. Sementara itu, Senat akan tetap di tangan kubu Republik.

Hasil Pilpres AS ditanggapi hati-hati oleh Eropa. Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire, menyatakan AS kemungkinan akan tetap menunjukkan sikap tidak bersahabat dalam soal perdagangan. “AS bukan rekan bersahabat untuk Eropa dalam beberapa tahun terakhir,” ungkapnya.

Pemerintah AS telah mengenakan tarif tinggi untuk impor produk Eropa dalam empat tahun terakhir. Dia juga membidik Tiongkok yang disebutnya telah menyebabkan defisit perdagangan AS.

Tidak perlu khawatir

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir terhadap siapa yang akan memimpin AS. “Sepanjang Indonesia bisa menjaga keutuhan, kewaspadaan, dan pembangunan nasional, AS akan selalu respek,” ujarnya, kemarin.

Jika Biden menang, tambahnya, tidak akan terjadi perubahan total soal kebijakan AS. “Dia perlu waktu untuk melakukan revisi dari kebijakan-kebijakan yang lama,” ujar Rezasyah.

Senada, anggota Komisi I DPR Willy Aditya meyakini kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat tidak akan jauh berbeda pasca-Pilpres AS. “Trump atau Biden yang menang, tidak akan memengaruhi posisi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif,” ungkapnya.

Pilpres AS juga diamati oleh para investor Indonesia. Ini ditandai melemahnya indeks harga saham gabungan pada penutupan perdagangan kemarin. IHSG ditutup turun 1,05% atau 54,25 poin ke level 5.105,20.

Technical Analyst Indo Premier Sekuritas, Mino, mengatakan pelemahan IHSG tidak terlepas dari perhitungan sementara yang sempat menunjukkan kenaikan suara Trump. (Nur/Uta/Des/AFP/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya