Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pria Tunisia Jadi Tersangka Serangan Teroris di Gereja Prancis

Faustinus Nua
30/10/2020 07:12
Pria Tunisia Jadi Tersangka Serangan Teroris di Gereja Prancis
Kepala jaksa anti-teroris Jean Francois Ricard(AFP/Valery Hache)

SEORANG pria Tunisia bersenjatakan pisau membunuh seorang wanita dan dua orang lainnya di sebuah gereja di kota Nice, Prancis. Pria itu kemudian ditembak dan dibawa polisi pada Kamis (29/10).

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis akan mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs penting seperti tempat ibadah dan sekolah. Peringatan keamanan Prancis pun dinaikkan ke level tertinggi.

Berbicara di luar gereja, Macron mengatakan Prancis telah diserang. Dia menegaskan aksi kejam tersebut tidak mendapat tempat di negara Eropa tersebut.

"(Serangan) atas nilai-nilai kami, untuk selera kami akan kebebasan, untuk kemampuan di tanah kami untuk memiliki kebebasan berkeyakinan. Saya mengatakannya dengan sangat jelas hari ini, kami tidak akan memberi tempat apapun (untuk teroris)," kata Macron.

Kepala jaksa anti-teroris Jean Francois Ricard mengatakan tersangka adalah seorang pria Tunisia kelahiran tahun 1999. Dia tiba di Eropa pada 20 September di Lampedusa, pulau Italia di lepas Tunisia yang merupakan titik pendaratan utama bagi para migran dari Afrika.

Sumber keamanan Tunisia dan sumber polisi Prancis menyebut tersangka sebagai Brahim Aouissaoui.

 Baca juga: Tidak ada Korban WNI dalam Peristiwa Tindakan Teror di Prancis

Ricard mengatakan pria itu memasuki kota dengan kereta api pada Kamis (29/10) pagi dan pergi ke gereja. Dia menikam dan membunuh pengurus gereja tua berusia 55 tahun dan seorang wanita berusia 60 tahun. Dia juga menikam seorang wanita berusia 44 tahun yang sempat melarikan diri ke restoran terdekat, lalu beberapa menit kemudian dinyatakan meninggal.

Ricard menjelaskan, sebelum polisi datang dan menghadang penyerang, tersangka masih meneriakkan "Allahu Akbar". Polisi kemudian menembak dan menangkapnya.

"Pada penyerang, kami menemukan sebuah kitab suci dan dua telepon, pisau aksi kejahatan 30cm dengan ujung tajam 17cm. Kami juga menemukan tas yang ditinggalkan oleh penyerang. Di samping tas ini ada dua pisau yang tidak digunakan dalam penyerangan," ungkap Ricard.

Kini tersangka berada di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Juru bicara pengadilan khusus kontra-militansi Tunisia Mohsen Dali mengatakan Aouissaoui tidak terdaftar oleh polisi sebagai tersangka militan. Dia mengatakan Aouissaoui meninggalkan negara itu pada 14 September dengan perahu. Tunisia pun telah memulai penyelidikan forensiknya sendiri atas kasus tersebut.

Walikota Nice, Christian Estrosi, mengatakan serangan itu mirip dengan pemenggalan awal bulan ini di dekat Paris, guru Samuel Paty, yang telah menggunakan kartun Nabi Muhammad di kelas kewarganegaraan. Protes pun kemudian datang dari kaum muslim. Pengunjuk rasa mengecam Prancis dalam aksinya di jalan-jalan di beberapa negara mayoritas Muslim.(CNA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya