Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

AS Abaikan Ancaman Tiongkok Atas Penjualan Senjata ke Taiwan

Faustinus Nua
29/10/2020 11:31
AS Abaikan Ancaman Tiongkok Atas Penjualan Senjata ke Taiwan
Personel militer Taiwan berpose bersama alutsista mereka.(AFP/Sam Yeh)

SEORANG pejabat Amerika Serikat (AS), Rabu (28/10), mengabaikan ancaman Tiongkok untuk menghukum perusahaan AS karena menjual senjata ke Taiwan. Bahkan, AS menyebut upaya Beijing justru akan membahayakan stabilitas regional.

"Ini bukan pertama kalinya Beijing mengancam memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS," kata Rene Clarke Cooper, pejabat tinggi Departemen Luar Negeri yang bertanggung jawab atas penjualan senjata.

Tiongkok, Senin (26/10), mengatakan akan menjatuhkan sanksi pada Lockheed Martin dan divisi pertahanan Boeing yang merupakan bagian dari penjualan rudal baru ke Taiwan senilai hampir US$2 miliar.

Baca juga: AS Jual Sistem Pertahanan Pantai Senilai US$2,4 M ke Taiwan

"Ada ancaman dan ada provokasi tentang itu," katanya kepada wartawan ketika ditanya tentang sanksi Tiongkok.

AS berkewajiban, di bawah hukum domestik, untuk menyediakan senjata bagi pertahanan Taiwan. Meskipun, pulau demokrasi dengan pemerintahan sendiri itu diklaim oleh Beijing.

Tiongkok, dalam beberapa bulan terakhir, telah memasuki zona pertahanan udara Taiwan dengan frekuensi yang terus meningkat. Sementara film propaganda telah menampilkan serangan simulasi.

"Keamanan Taiwan adalah pusat stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," kata Cooper sembari menambahkan bahwa Beijing telah lama memahami bahwa AS akan terus menjual senjata ke Taiwan.

"Provokasi yang datang dari Beijing - perilaku penindasan, seperti yang dapat dinilai - di situlah letak provokasinya, bukan dengan Taiwan yang mempertahankan wilayah sendiri," katanya.

"Jika ada, kami memastikan Taiwan tidak diganggu atau diatasi oleh Beijing," lanjut Cooper.

AS hanya mengakui Beijing, yang menganggap Taiwan - tempat para nasionalis Tiongkok yang kalah melarikan diri pada 1949 - sebagai wilayah yang menunggu penyatuan kembali. Tetapi pemerintahan Presiden AS Donald Trump semakin vokal dalam mendukung Taiwan, termasuk melalui dua kunjungan pejabat senior baru-baru ini.

Joe Biden juga berjanji, dalam sebuah op-ed di World Journal, sebuah surat kabar yang ditujukan untuk orang Tiongkok-Amerika, untuk memperdalam hubungan dengan Taiwan.

Biden menyebut Taiwan sebagai demokrasi terkemuka, ekonomi utama, pembangkit tenaga teknologi, dan memuji keberhasilan luar biasa pulau itu dalam mencegah covid-19. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya