Spanyol Jadi Negara UE Pertama Lampaui 1 Juta Kasus Covid-19

Faustinus Nua
22/10/2020 05:41
Spanyol Jadi Negara UE Pertama Lampaui 1 Juta Kasus Covid-19
Warga beraktivitas di luar rumah dengan tetap mengenakan masker(AFP/Cesar Manso)

SPANYOL menjadi negara Uni Eropa pertama dengan angka kasus covid-19 melampaui satu juta jiwa. Hal itu berdasarkan data resmi pada Rabu (21/10). Negara Mediterania itu menggandakan penghitungannya hanya dalam enam minggu, meskipun pemerintah telah memberlakukan pembatasan di publik untuk mengendalikan penyebaran penyakit.

Kementerian Kesehatan Spanyol, pada Rabu (21/10), mencatat 16.973 kasus covid-19 yang dikonfirmasi selama 24 jam terakhir. Sehingga, totalnya menjadi 1.005.295 sejak kasus pertama didiagnosis pada 31 Januari di pulau terpencil La Gomera, di Kepulauan Canary.

"Dari jumlah ini, 34.366 orang telah meninggal, setelah 156 lebih kematian tercatat dalam 24 jam sebelumnya," tulis Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Sejak Jumat, Kasus Baru Covid-19 di Spanyol 31.428

Kasus positif sempat melambat usai dilakukan penguncian wilayah (lockdown) secara ketat pada Maret hingga Juni. Namun, tingkat infeksi kembali meningkat hingga melebihi angka 1.000 kasus per hari dimulai pada akhir Agustus. Kemudian mencapai puncak baru dengan lebih dari 16.000 kasus harian pada minggu lalu.

Terburu-buru keluar kuncian

Salah satu pendiri Institut Kesehatan dan Strategi Bilbao Dr. Rafael Bengoa mengatakan Spanyol terburu-buru membuka kebijakan sebelum sistem pelacakan diterapkan sehingga membuat penularan menjadi tidak terkendali lebih cepat daripada di negara lain.

Spanyol, yang dihuni sekitar 47 juta orang, merupakan negara keenam di dunia yang melewati tonggak sejarah suram ini setelah Amerika Serikat, India, Brasil, Rusia, dan Argentina.

Adapun, gelombang baru penularan tidak begitu mematikan dibandingkan pada akhir Maret dan April dan puncak krisis kesehatan. Saat itu, kematian secara rutin melebihi 800 jiwa per hari, karena usia rata-rata infeksi baru telah menurun.

Tetapi petugas kesehatan memperingatkan lonjakan itu dapat membanjiri rumah sakit. Menteri Kesehatan Salvador Illa mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan beberapa langkah baru. Itu termasuk jam malam seperti yang baru-baru ini diberlakukan di Prancis dan Belgia.

"Kami menghadapi minggu-minggu yang sangat sulit ke depan, musim dingin akan datang, gelombang kedua tidak lagi menjadi ancaman, itu adalah kenyataan di seluruh Eropa," katanya pada konferensi pers.

"Pemerintah "terbuka untuk segalanya" untuk menahan virus," ucapnya.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya