Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

New Delhi Gali Pemakaman Tertua Demi Korban Covid-19

Mediaindonesia.com
06/10/2020 19:30
New Delhi Gali Pemakaman Tertua Demi Korban Covid-19
Petugas kesehatan melakukan tes cepat covid-19 terhadap warga di Hyderabad, India.(AFP/Noah Seelam )

Para pekerja membersihkan semak belukar dari area kosong di pemakaman tertua di ibu kota India, New Delhi, demi menambah ruang sebanyak 400 liang lahat yang diperuntukkan bagi pasien meninggal dunia akibat covid-19.

Dengan lebih dari 100.000 kematian secara nasional, jumlah kasus infeksi covid-19 di India saat ini telah melampaui 6,6 juta, dan belum ada tanda-tanda penurunan pada pertambahan kasus harian.

Baca juga : https://mediaindonesia.com/read/detail/345336-infeksi-covid-19-di-india-lewati-5-juta-kasus

Sejak penguburan jasad korban covid-19 dimulai pada April lalu, pemakaman Islam Jadid Qabristan itu telah menambah lebih dari 700 makam di lahan kosong yang dijadikan area penguburan tambahan.

"Kami tidak menyangka bahwa kami harus membersihkan lebih banyak lahan untuk penguburan. Namun jenazah terus berdatangan," kata Mohammad Shameem, 38, kepala penggali liang lahad di pemakaman itu.

Penurunan kasus infeksi yang sempat terjadi mengurangi penguburan akibat covid-19 dari sebelumnya 10 menjadi empat per hari, namun Shameem menyebut bahwa area pemakaman yang ditemukan pada 1924 itu akan segera mencapai daya tampung maksimal. "Melihat penambahan kasus, saya kira kami akan membersihkan lahan kosong terakhir yang tersisa untuk pemakaman pada beberapa bulan mendatang," kata Shameem.

Sementara itu, umat Hindu, yang merupakan populasi mayoritas di India yang total penduduknya mencapai 1,4 miliar itu, biasanya dikremasi setelah meninggal dunia, sedangkan sekitar 200 juta Muslim biasanya dikuburkan.

Sama seperti para pekerja di krematorium untuk umat Hindu, Shameem menyebut dirinya juga seringkali menghadapi keadaan yang menyulitkan. "Kami telah bekerja keras selama delapan bulan terakhir, namun hampir tak ada bantuan dari pemerintah, misalnya untuk alat pelindung diri," ujar Shameem. (Ant/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik