Gubernur Wisconsin Umumkan Keadaan Darurat Pascakerusuhan

Faustinus Nua
26/8/2020 09:27
Gubernur Wisconsin Umumkan Keadaan Darurat Pascakerusuhan
Seorang warga melihat mobil terbakar di sebuah parkiran di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat.(AFP/ Brandon Bell/Getty Images)

GUBERNUR Wisconsin Tony Evers mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan lebih banyak pasukan Garda Nasional negara bagian ketika Kota Kenosha bersiap untuk malam ketiga kerusuhan menyusul penembakan seorang pria kulit hitam oleh polisi.

Evers mengatakan dia akan mengizinkan peningkatan kehadiran Garda Nasional Wisconsin dengan lebih dari 100 anggota dikerahkan pada Senin (24/8) menjadi 250.

Langkah itu dilakukan ketika pejabat lain menyerukan tanggapan yang lebih kuat setelah malam penjarahan dan pembakaran membayangi pengunjuk rasa damai di jalanan.

"Pada dasarnya, kota kami terbakar habis, bangunan demi bangunan. Cukup sudah" kata anggota Dewan Pengawas Kenosha County, Zach Rodriguez.

Baca juga: Protes Memanas setelah Penembakan Warga Kulit Hitam

Rodriguez mengatakan dewan akan mengadakan pertemuan darurat pada Selasa (24/8) untuk mencari bantuan federal. Mengingat ada kekhawatiran gubernur tidak bisa berbuat banyak.

Sebelumnya, pada Senin (24/8) malam, asap mengepul di atas Kenosha dan terjadi bentrok antara polisi dengan pengunjuk rasa yang menentang jam malam menjelang senja di tengah kemarahan atas penembakan Jacob Blake, 29, pada Minggu (23/8) sore.

Pengacara hak sipil Ben Crump mengatakan Blake, yang berusaha memecah perkelahian antara dua perempuan, dilulai empat dari tujuh tembakan. Ia ditembak oleh satu petugas, di depan putranya yang berusia 3,5 tahun dan 8 tahun.

Video yang diambil seorang tetangga menunjukkan Blake berjalan menuju pintu samping SUV-nya, menjauh dari dua petugas yang menodongkan senjata ke punggungnya.

Setelah dia membuka pintu dan bersandar ke dalam mobil, tujuh tembakan terdengar, dengan salah satu petugas menarik kemejanya.

Polisi belum menjelaskan mengapa Blake ditembak. Crump mengatakan tidak ada indikasi dia bersenjata.

Paman Blake, Justin Blake, mengatakan dia telah diberitahu oleh ayah Blake bahwa Blake mungkin mengalami kelumpuhan sementara di kakinya. Tetapi dokter berharap ini dapat membaik setelah pembengkakan dari lukanya berkurang.

"Dia kuat dan dia seorang pemuda, jadi kami hanya berdoa untuk kesembuhan yang cepat," kata pamannya itu.

Penembakan itu sedang diselidiki Departemen Kehakiman Wisconsin, yang belum merilis rincian apapun. Polisi Kenosha telah menyerahkan semua pertanyaan kepada penyelidik negara bagian.

Namun insiden tersebut, yang terbaru dalam serangkaian kasus yang memusatkan perhatian pada perlakuan polisi terhadap orang Afrika-Amerika, menimbulkan kemarahan di Kenosha, sebuah kota di Danau Michigan yang berpenduduk sekitar 100.000 orang yang terletak antara Chicago dan Milwaukee.

Penembakan itu terjadi tiga bulan setelah kematian George Floyd di Minneapolis yang memicu protes nasional terhadap kebrutalan polisi dan rasisme.

Clyde McLemore, presiden Black Lives Matter di dekat Lake County, Illinois, selatan Kenosha, mengatakan demonstran akan keluar lagi pada Selasa (24/8)  malam, menuntut agar petugas yang terlibat dalam penembakan, yang telah ditempatkan pada cuti administratif, dipecat dan dituntut.

"Kami tidak akan berhenti memprotes sampai kami menyelesaikannya. Saya tidak memaafkan pembakaran gedung atau penjarahan, tetapi saya memahaminya. Tempat-tempat itu memiliki asuransi, mereka akan kembali," seru McLemore. (France24/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya